Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Makin Banyak Jumlah Tabungan Bisa Selamatkan RI dari Gejolak Global?

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan tingkat inklusi keuangan tahun ini mencapai 75 persen hingga akhir tahun 2019.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pun menyampaikan OJK bersama Industri Jasa Keuangan berupaya agar target inklusi keuangan dapat tercapai.

Ini antara lain melalui peningkatan tabungan dan investasi, melalui program dan produk yang menyasar segmen pemuda, yaitu program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda) yang per 30 Juni 2019 telah dibuka 11.052 rekening dengan nominal sebesar Rp 12,4 miliar.

Lalu apa pentingnya penetrasi dan inklusi keuangan ini?

Wimboh menyampaikan, dari dana yang dianggarkan pemerintah dalam RPJMN 2020-2024 setidaknya pemerintah membutuhkan dana sebesar Rp 36.600 triliun. Dari jumlah dana tersebut, hanya 13 persen yang dibiayai pemerintah dari APBN.

"Sisanya ya dari sektor swasta, salah satunya dari tabungan dan investasi masyarakat," ujar Wimboh di Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Sehingga, jika semakin banyak jumlah tabungan dan investasi dari dalam negeri, maka Indonesia tidak perlu bergantung pada investor asing.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan hal tersebut bisa membuat Indonesia semakin tahan terhadap gejolak perekonomian global.

"Kalau saudara-saudara menabung, saudara-saudara menyiapkan bangsa untuk tidak terlalu tergantung terhadap modal orang perorang dari luar," ujar Darmin dalam kesempatan yang sama.

"Kita bisa menyelamatkan diri dari gejolak keuangan global yang sering terjadi," ujar dia.


Jika jumlah tabungan penduduk semakin banyak, hal tersebut diharapkan bisa menutup kebutuhan investasi dalam negeri. Selisih kebutuhan investasi dengan tabungan tersebut lah yang nantinya bakal diisi dengan penanaman modal asing.

Harapannya, jumlah pemain asing di pasar modal atau saham dalam negeri juga kian berkurang karena sudah didominasi oleh investor dalam negeri.

Pasalnya, hal banyaknya investor asing di pasar modal yang selama ini menjadi penyebab rentannya kondisi keuangan Indonesia terhadap kondisi pasar keuangan global.

"Kalau terlalu banyak orang asing memasukkan ke pasar modal atau saham, ketika terjadi gejolak keuangan global, rupiah akan melemah. Karena tiba-tiba dana asing balik ke negerinya," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2019/07/30/130450926/makin-banyak-jumlah-tabungan-bisa-selamatkan-ri-dari-gejolak-global

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke