Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Mandiri: Pertumbuhan Ekonomi RI 5 Persen di Akhir 2019

Rilis APBN KITA oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani siang ini Kamis (19/12/2019) di kantornya, menunjukkan defisit APBN November 2019 sebesar Rp 369,8 triliun.

Terkait hal ini, Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2019 masih mencapai 5 persen. Ini didorong oleh beberapa faktor musiman di kuartal 4 tahun 2019.

Adapun faktor musiman tersebut, diantaranya adalah menguatnya konsumsi rumah tangga akibat perayaan Natal dan Tahun Baru, yang meningkatnya realisasi belanja pemerintah pada akhir kuartal setiap tahunnya.

Sementara itu, harga-harga komoditas utama seperti, batu bara, minyak kelapa sawit, minyak mentah, karet dan nikel masih pada tingkat moderat, sehingga daya dorong sektor komoditas terhadap pertumbuhan ekonomi relatif masih lemah.

Disisi lain, kurs rupiah juga relatif stabil pada rentang Rp 14.100 per dollar AS sampai Rp 14.200 per dollar AS.

Inflasi November tercatat 3 persen (year on year / yoy) atau cenderung stabil dan berada pada rentang target inflasi tahun ini sebesar lebih kurang 3,5 persen sampai 1 persen.

"Capaian tersebut disebabkan oleh terkendalinya inflasi komponen bergejolak seiring terjaganya produktivitas dan persediaan stok bahan pangan," kata Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro melalui siaran pers, Kamis (19/12/2019).

Pengendalian inflasi juga terkait dengan komitmen pemerintah dalam menjaga inflasi komponen harga yang diatur pemerintah, seperti bahan bakar dan energi.

Sementara secara year-to-date (ytd) November 2019, inflasi dilaporkan sebesar 2,37 persen.

"Kami memperkirakan inflasi akan stabil pada kisaran 3 persen di akhir tahun ini, atau di bawah proyeksi kami sebelumnya 3,41persen" ungkapnya.

Outlook ekonomi 2020, diperkirakan tumbuh sebesar 5,14 persen ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang terjaga dan pertumbuhan PMTB yang membaik seiring dengan berakhirnya tahun politik dan telah dirumuskannya paket kebijakan terkait peningkatan daya saing dan iklim investasi domestik, seperti Undang-undang Omnibus Law.

Perang dagang AS dan China yang berdampak pada penurunan harga komoditas masih menjadi faktor risiko bagi ekonomi Indonesia tahun 2020.

"Kami perkirakan inflasi akan mencapai 3,54 persen pada 2020 akibat penyesuaian beberapa harga yang diatur pemerintah," jelasnya.

Nilai tukar rupiah akan sedikit terdepresiasi menjadi Rp 14.296 per dollar AS di akhir 2020, seiring dengan sedikit melebarnya CAD menjadi 2,88 persen dari PDB akibat meningkatnya aktivitas kegiatan ekonomi pada sektor riil dan investasi.

Faktor positif yang dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di 2020 adalah dampak transmisi kebijakan moneter, seperti penurunan suku bunga acuan dankenaikan LTV, diharapkan akan mulai terlihat pada 2020.

Selain itu, kebijakan fiskal yang semakin efektif melalui peningkatan kualitas belanja sehingga memiliki dampak multiplier effect yang tinggi juga dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

https://money.kompas.com/read/2019/12/19/173904126/bank-mandiri-pertumbuhan-ekonomi-ri-5-persen-di-akhir-2019

Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke