JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen secara tahunan (year on year/yoy) sepanjang 2019.
Angka itu tumbuh lebih rendah dibandingkan pada tahun 2018 sebesar 5,17 persen.
Adapun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2019 juga mengalami perlambatan sebesar 4,97 persen dibanding kuartal IV 2019 sebesar 5,17 persen. Begitu pun jika dibandingkan dengan kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen.
Kelapa BPS Suhariyanto mengatakan, menjaga pertumbuhan di kisaran 5 persen tidaklah gampang, mengingat banyak situasi yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada 2019.
"Saya pikir angka 5,02 (persen) dengan pelemahan pada 2019 ini cukup baik," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Menurut Suhariyanto, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai indikator, salah satunya indikator ekonomi global meliputi perang dagang AS-China, tensi geopolitik di Timur Tengah, dan harga komoditas yang berfluktuasi.
Mitra dagang RI seperti China, AS, dan Singapura mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat sehingga turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut, Suhariyanto menuturkan, pertumbuhan ekonomi RI yang sebesar 5,02 persen utamanya masih berasal dari konsumsi rumah tangga yang memberi andil 2,73 persen dari PDB.
"Kemudian disusul investasi sebesar 1,47 persen, konsumsi pemerintah, dan di sana ada juga nett ekspor," ujar dia.
Secara spasial, daerah yang menyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Pulau Jawa yang terdiri dari Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, serta Pulau Sumatera meliputi Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan.
"Sementara pertumbuhan daerah yang masih terkontraksi 7,40 persen adalah Papua dan Maluku," terangnya.
Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen pada 2019, PDB per kapita Indonesia adalah Rp 59,1 juta atau setara dengan 4,175 dollar AS.
Suhariyanto menyebut, angka PDB per kapita RI meningkat dari waktu ke waktu.
https://money.kompas.com/read/2020/02/05/123815226/turun-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2019-hanya-502-persen