Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerja dari Rumah, Hindari 4 Kesalahan Ini agar Produktif

NEW YORK, KOMPAS.com - Merebaknya virus corona membuat perusahaan harus memberlakukan kebijakan work from home (WFH) alias kerja dari rumah bagi para pegawainya.

Tujuannya untuk membatasi penyebaran virus itu.

Namun, bagi banyak pegawai, kerja dari rumah bukan hanya hal baru, namun juga menantang. Memang, kerja dari rumah memiliki pro dan kontra.

Kelebihan kerja dari rumah tentu saja fleksibilitas tinggi, kemandirian, dan tidak perlu menempuh perjalanan yang melelahkan dari rumah ke kantor dan sebaliknya.

Namun, ada juga hal yang perlu Anda perhatikan saat kerja dari rumah, yakni disiplin diri dan fokus.

Menurut VP of Innovation di Massive Alliance dan peneliti kepemimpinan Tom Popomaronis seperti dikutip dari CNBC, Senin (23/3/2020), ada beberapa kesalahan yang harus Anda hindari saat bekerja dari rumah.

Popomaronis sendiri sudah bekerja dari rumah selama 10 tahun terakhir. Sejauh ini, ia berhasil mengelola timnya dari rumah.

1. Mengenakan baju tidur

Menurut Popomaronis, orang-orang yang produktif tidak bangun tidur dan langsung bekerja dalam kondisi masih mengenakan baju tidur.

Sebaliknya, mereka tetap mempersiapkan diri layaknya akan pergi bekerja di kantor. Ya, artinya meski Anda bekerja di rumah, kenakanlah busana yang sepantasnya.

"Meski pemikiran bekerja dengan mengenakan piyama tanpa ada penilaian buruk bisa saja terkesan keren, piyama Anda bukan busana profesional dan tidak akan mengarahkan pikiran Anda ke 'mode bekerja'," ujar Popomaronis.

Menurut studi yang dilakukan para peneliti di Northwestern University, pegawai akan mengerjakan tugas dengan baik ketika mengenakan busana yang memiliki "makna simbolis."

Selain itu, tetap berpenampilan rapi meski kerja dari rumah juga tidak membuat Anda harus repot-repot ganti pakaian dan memperbaiki penampilan ketika harus video conference.

2. Kerja dari tempat tidur atau sofa

Memiliki ruang kerja khusus di rumah juga harus Anda pertimbangkan. Popomaronis mengatakan, ada orang yang dapat produktif bekerja di tempat tidur atau sofa, tapi banyak juga yang tak bisa.

"Anda tidak perlu kamar pribadi (untuk bekerja). Ruang kerja bisa berupa area khusus di rumah Anda, jika memungkinkan lokasinya jauh dari tempat tidur dan sofa," jelas Popomaronis.


Tak ada salahnya membeli kursi kerja yang nyaman dan meja khusus yang dapat menampung alat-alat kerja Anda.

Selain itu, pencahayaan pun berpengaruh. Sejumlah studi menemukan bahwa warna pencahayaan yang lebih sejuk dapat membuat seseorang lebih produktif bekerja.

Bila memungkinkan, pindahkan meja kerja agar lebih dekat ke jendela agar memperoleh lebih banyak sinar matahari. Riset menunjukkan hal ini dapat menurunkan depresi serta memperbaiki suasana hati dan energi.

3. Mengesampingkan kesehatan

Meskipun Anda tidak di kantor, ada kemungkinan aktivitas fisik Anda juga tak banyak di rumah. Anda tak perlu berjalan kaki ke ruang rapat, ke kantin atau restoran saat istirahat makan siang, atau bahkan lari mengejar transportasi umum.

"Seringkali saya merasa sakit punggung dan kaki saya kaku karena duduk selama lima jam tanpa menyadarinya. Saya terhanyut dalam ketenangan bekerja hingga lupa makan siang. Tidak lupa juga cemilan yang selalu ada," tutur Popomaronis.

Bahkan jika Anda rutin berolahraga, duduk dalam periode yang lama dapat menjadi faktor risiko kematian dini. Hal ini berdasarkan studi yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine.

Oleh karena itu, meski di rumah, jangan lupa untuk tetap berolahraga. Ada banyak aplikasi yang dapat Anda unduh untuk memastikan Anda tetap berolahraga dalam frekuensi yang cukup.

4. Tidak menciptakan struktur dan batasan

Ketika bekerja dari rumah, Anda cenderung akan mudah terdistraksi oleh urusan pribadi. Sebab, Anda lebih terhubung dengan orang-orang yang berada di luar kehidupan profesional.

"Itulah mengapa Anda membutuhkan struktur, jadwal konsisten yang selalu Anda patuhi untuk mencegah distraksi yang mengganggu alur kerja Anda. Cara termudah adalah membuat jadwal hal yang harus dilakukan," saran Popomaronis.

Ia menyebut, daftar tersebut harus disusun secara spesifik, terukur, dan dapat dicapai. Daftar itu pun harus disesuaikan dengan apa yang telah selesai dikerjakan.

Menjaga struktur kerja juga berarti mengatur batasan juga. Tentu ada pengecualian, misal Anda memiliki anak yang masih kecil atau bahkan bayi.

Akan tetapi, yang penting adalah jelaskan kepada pasangan, teman, atau keluarga mengenai jam kerja Anda. Tak perlu sungkan untuk meminta jangan diganggu ketika tengah bekerja.

https://money.kompas.com/read/2020/03/24/103300126/kerja-dari-rumah-hindari-4-kesalahan-ini-agar-produktif

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke