Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, konsumsi listrik melemah utamanya diakibatkan menurunnya permintaan dari sektor bisnis dan industri.
"Permintaan listrik rendah karena pembatasan kegiatan perkantoran, bisnis, industri, komersial, dan manufaktur hal ini berdampak di beberapa negara termasuk Indonesia," tuturnya dalam rapat panitia kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4/2020).
PLN mencatat, konsumsi listrik periode Maret - April 2020 di berbagai wilayah mengalami penurunan. Konsumsi listrik wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan paling dalam yakni 9,55 persen.
"Terlihat sistem Jawa-Bali selama beberapa minggu terakhir ini terus mengalami penurunan dan pada minggu terakhir di sekitar April lalu penurunan sistem Jawa-Bali demand-nya turun minus 9,55 persen," tutur Zulkifli.
Kemudian, PLN mencatat penurunan konsumsi listrik juga terjadi di wilayah-wilayah lain. Sistem kelistrikan Sumatera mencatat konsumsi turun 2,08 persen.
Lalu, sistem Kalimantan Barat konsumsi listriknya turun 3,97 persen dan untuk sistem Sulawesi Bagian Selatan konsumsi listrik turun 3,16 persen
"(Penurunan konsumsi listrik) itu tergambar juga dengan tempat-tempat lain dalam skala berbeda," kata Zulkifli.
Kendati demikian, masih terdapat beberapa wilayah yang justru mengalami peningkatan konsumsi listrik.
Sistem listrik Kalimantan Selatan, Tengah, dan Timur (interkoneksi) masih tumbuh 2,29 persen.
Hal serupa juga dialami Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur, yang masing-masing tumbuh 0,61 dan 0,9 persen.
https://money.kompas.com/read/2020/04/16/170100826/akibat-wfh-konsumsi-listrik-turun-di-berbagai-wilayah-