Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berapa Laba ICBP dari Jualan Lays hingga Cheetos yang Kini Setop Produksi?

Dari penjelasan itu, terungkap informasi keuangan dari Divisi Makanan Ringan ICBP.

Hingga 30 September 2020, total aset yang dimiliki Divisi Makanan Ringan ICBP yakni sebesar Rp 1,63 triliun.

Pada periode yang sama, total penjualan neto Divisi Makanan Ringan ICBP tercatat Rp 2,137 triliun.

Dari penjualan tersebut, Divisi Makanan Ringan ICBP mendapatkan laba usaha sebesar Rp 213 miliar.

Laba itu baru didapatkan tahun 2020, setelah pada tahun-tahun sebelumnya Divisi Makanan Ringan ICBP menderita kerugian.

Angka kerugiannya beragam, masing-masing Rp 42,6 miliar (31 Desember 2019). Rp 198,4 miliar (31 Desember 2018), dan Rp 49,6 miliar (31 Desember 2017).

Sederet angka itu sudah termasuk kontribusi dari produk-produk merek milik PepsiCo, yakni Lays, Cheetos dan Doritos.

“Kontribusi dari produk-produk dengan merek milik PepsiCo (Lays, Cheetos dan Doritos) adalah sekitar 30 persen,” kata Corporate Secretary PT Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk, Gideon A Putro, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Kamis (25/2/2021).

Dalam kesempatan itu, Gideon juga menjelaskan alasan perseroan melakukan transaksi pembelian 49 persen saham IFL yang dimiliki oleh Fritolay.

Dia mengaku, langkah ini diambil ICBP dengan mempertimbangkan pentingnya kegiatan usaha makanan ringan di dalam portofolio Perseroan, mengingat potensi pertumbuhannya yang baik dan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar di kategori ini.

Perseroan pun memutuskan menerima penawaran yang diajukan oleh Fritolay.

“Sebagaimana disampaikan dalam keterbukaan informasi ICBP tertanggal 17 Februari 2021, Transaksi ini tidak memberikan dampak yang material terhadap ICBP maupun IFL,” kata Gideon.

Gideon menjelaskan, transaksi pembelian saham IFL milik Fritolay oleh ICBP telah selesai dilakukan dan berlaku efektif pada tanggal 17 Februari 2021.

“IFL diberi waktu maksimum enam bulan dari sejak tanggal transaksi untuk menyelesaikan proses transisi untuk menghentikan produksi, pengemasan, pemasaran, penjualan dan pendistribusian produk-produk makanan ringan dengan merek milik PepsiCo (Lays, Cheetos dan Doritos),” beber dia.

Gideon mengatakan, berdasarkan ketentuan dalam perjanjian usaha patungan antara ICBP dan Fritolay, ditentukan bahwa dalam hal salah satu pemegang saham tidak lagi menjadi pemegang saham dalam IFL maka perjanjian lisensi antara pemegang saham yang bersangkutan dengan IFL menjadi berakhir, dengan masa transisi maksimum selama enam bulan sejak tanggal transaksi pengalihan saham dari pemegang saham yang bersangkutan berlaku secara efektif.

Perjanjian lisensi IFL dengan PepsiCo yang berlaku meliputi merek Lays, Cheetos dan Doritos. Dengan begitu, setelah masa transisi berakhir, lisensi atas produk-produk dengan merek PepsiCo menjadi berakhir.

“Selama periode transisi, IFL akan melakukan perubahan nama perusahaan pada semua perijinan perusahaan termasuk pencabutan perijinan produksi (Badan Pengawas Obat dan Makanan) terkait dengan produk-produk dengan merek milik PepsiCo,” kata Gideon.

Ia juga menegaskan, setelah masa transisi enam bulan dan masa non kompetisi tiga tahun berakhir, maka tidak ada lagi kerja sama antara Perseroan dengan PepsiCo terkait dengan kegiatan usaha makanan ringan di Indonesia.

“Perseroan akan dapat mengembangkan bisnis makanan ringan di Indonesia, dengan menggunakan merek-merek lainnya, termasuk Chitato, Qtela, Chiki dan Jetz, dan selama tiga tahun dari sejak berakhirnya masa transisi tidak akan ada kompetisi produk makanan ringan dari Fritolay, PepsiCo dan/atau pihak afiliasinya di Indonesia,” imbuh dia. 

Gideon menjelaskan perihal strategi Perseroan dalam produksi dan penjualan produk IFL untuk dapat berkompetisi dengan produk Fritolay dan PepsiCo setelah masa transisi berakhir.

Strategi IFL di antaranya adalah terus mengembangkan produk makanan ringan dengan merek-merek yang sudah ada dan dikenal oleh masyarakat, seperti Chitato, Qtela, Chiki dan Jetz.

“Chitato dan Qtela merupakan salah satu pemimpin pasar dalam industri makanan ringan di Indonesia. Chitato menjadi pemimpin dalam kategori keripik kentang, dan telah memperoleh kepercayaan dan loyalitas konsumen selama lebih dari 30 tahun. Qtela juga memiliki posisi pasar yang kuat dalam kategori traditional snacks dan telah berada di pasar selama lebih dari satu dekade,” kata dia.

Selain mengembangkan produk makanan ringannya yang telah ada dan dikenal oleh masyarakat, IFL akan terus menerapkan strategi penjualan dan pemasaran yang terintegrasi.

“Serta terus berinovasi untuk mengembangkan rasa-rasa dan produk-produk baru mengingat IFL mengerti dengan baik selera dan pilihan makanan ringan konsumen di Indonesia, untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar,” tutur Gideon.

https://money.kompas.com/read/2021/02/25/180141626/berapa-laba-icbp-dari-jualan-lays-hingga-cheetos-yang-kini-setop-produksi

Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke