Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Kriteria Jadikan Teman sebagai Rekan Bisnis | Uang Tak Kenal Teman | Berbisnis dengan Teman Nongkrong

KOMPASIANA---Dengan ruang gerak yang semakin terbatas, rasa-rasanya mencoba berbisnis dengan teman sendiri bisa dijadikan pilihan.

Karena memulai bisnis bersama teman akan terasa lebih menyenangkan dibandingkan bersama orang asing atau orang yang baru saja dikenal, bukan?

Meskipun pada satu sisi sesungguhnya lingkaran pertemanan merupakan hal yang benar-benar berbeda dengan bisnis.

Jika berbisnis adalah untuk mendapatkan keuntungan, tetapi bisnis yang dijalankan dengan teman ini tidak terjadi, besar kemungkinan bisa berselisih paham.

Oleh karena itu, apakah berbisnis dengan teman benar-benar bisa dijalankan? Adakah yang mesti diperhatikan dari pola bisnis seperti itu?

Ini opini maupun pendapat Kompasianer terkait topik berikut:

1. Perhatikan Kriteria Ini Sebelum Menjadikan Teman sebagai Rekan Bisnis

Berangkat dari munculnya kekhawatiran seseorang untuk berbisnis dengan menggunakan jasa seorang teman, sejatinya memang beralasan.

Akan tetapi di luar pertimbangan itu, tulis Kompasianer Adib Mawardi, kita tentu tak dapat menutup kemungkinan lain bahwa ada juga seorang teman yang nyatanya memiliki potensi untuk menjadi mitra bisnis yang baik.

Nah, untuk keinginan menuju tahap berikutnya, menjadikan teman sebagai rekan bisnis, paling tidak ada 3 hal yang mesti diperhatikan. Kompetensi, misalnya.

"Bentuk-bentuk potensi mereka inilah yang sepatutnya dapat kita gali sekaligus kita berdayakan untuk mengembangkan usaha sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki," tulis Kompasianer Adib Mawardi, mengingatkan. (Baca selengkapnya)

2. Uang Tak Kenal Teman, Jadilah Raja Tega

Orang bijak kerap berpesan tempatkanlah sesuatu sesuai porsinya. Apalagi dalam hal ini adalah bisnis.

Setiap bisnis selalu ada kelebihan dan kekurangannya, sebagai contoh berbisnis dengan orang tak dikenal butuh energi yang luar biasa untuk meyakinkan bahwa apa yang kita tawarkan memang layak untuk dijual dan dipercaya.

Sedangkan berbisnis dengan teman, misalnya menurut Kompasianer Dizzman, memang tak terlalu butuh energi besar apalagi bila memang sudah kenal luar dalam, namun tetap saja ada perasaan tak tega kalau ada masalah.

"Kelemahan berbisnis dengan teman sebenarnya cuma satu, ada rasa tidak tega atau ewuh pakewuh kalau ada suatu masalah," lanjutnya.

Maka, jika selama ini kita mendengar idiom "uang tidak kenal teman", barangkali dalam konteks bisnis akan lebih kita pahami. (Baca selengkapnya)

3. Teman Nongkrong yang Asyik, Belum Tentu Rekan Bisnis yang Baik

Pernah membayangkan suatu ide bisnis tercetus ketika sedang ngopi-ngopi dengan teman, lalu dengan serius menjalaninya, dan akhirnya sukses bersama?

Sepertinya indah sekali membayangkan itu, bukan?

Rekan bisnisnya itu, menurut Kompasianer Irawaty Silalahi adalah teman-teman sepermainannya. Tidak selalu orang yang sama, jumlahnya pun beragam.

"Bisa kongsi berdua, bertiga, berempat, yang jelas, semuanya adalah teman. Saling kenal, sering nongkrong sambil ngalor ngidul ini-itu," lanjutnya.

Namun, ada yang sering diabaikan ketika menjalankan bisnis bersama teman. Kompasianer Irawaty Silalahi menjelaskan tentang aturan main yang jelas.

"Karena merasa sudah kenal lama, teman nongkrong, maka banyak hal diabaikan begitu saja, yang justru akan merusak pertemanan di masa mendatang," tulisnya. (Baca selengkapnya)

4. Berbisnis Bukan Soal Teman, tapi Kualitas dan Kemampuan

Banyak yang keliru dalam membangun fondasi bisnis, terlepas dari jenis produk dan luasnya pangsa pasar, ada yang tidak kalah penting menurut Kompasianer Bayu Samudra: main ngajak teman, saudara, bahkan sahabat.

Bisnis tidak seperti itu. Bisnis perlu diperhitungkan matang-matang agar usaha yang dikelola cukup awet.

"Hal utama yang harus dipikirkan oleh para pencetus bisnis adalah anggota. Merekrut anggota. Entah bersama teman lama, teman akrab, teman rasa menikah maupun teman dari teman," tulis Kompasianer Bayu Samudra.

Bila kemampuan seseorang ditunjukkan dengan keahlian atau ilmu yang dimiliki seseorang tersebut. Maka, etos kerja dan ilmu sangat penting dipertimbangkan dalam memilih rekan kerja. (Baca selengkapnya)

https://money.kompas.com/read/2021/03/04/095500226/-kurasi-kompasiana-kriteria-jadikan-teman-sebagai-rekan-bisnis-uang-tak-kenal

Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke