Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cuaca Buruk hingga Banjir Kerek Harga Cabai Hingga Rp 128.000 per Kilogram

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga cabai kian mahal, khususnya untuk jenis cabai rawit merah yang menembus Rp 100.000 per kilogram.

Bahkan, di wilayah Jakarta kini rata-rata harga cabai rawit merah dipatok Rp 128.000 per kilogram.

Padahal Kementerian Pertanian (Kementan) sempat memperkirakan harga cabai akan mulai turun secara bertahap pada Februari, setelah sejak akhir tahun lalu alami kenaikan.

Namun, hingga Maret, tren kenaikan harga terus berlanjut.

Pemerintah menilai kondisi kenaikan ini disebabkan cuaca buruk dan banjir yang membuat penurunan tingkat produksi dan gangguan terhadap distribusi cabai.

Hal ini membuat ketersediaan pasokan di pasar tak mampu memenuhi tingginya permintaan.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan, curah hujan yang cukup tinggi terjadi di sentra-sentra produksi cabai, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Hal itu membuat banyak tanaman cabai terkena penyakit sehingga mempengaruhi produksi.

Maka Kementan tengah mengupayakan gerakan pengendalian (Gerdal) hama guna mencegah kerusakan tanaman lebih luas.

"Karena hujan tinggi banyak cabai kena penyakit. Upaya pengendalian hama penyakit dilakukan melalui gerdal," ujar Prihasto kepada Kompas.com, dikutip Senin (8/3/2021).

Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (Kemendag) Syailendra mengatakan, kenaikan harga cabai yang signifikan beberapa bulan terakhir akibat cuaca ekstrem yang membuat produksi cabai di dataran rendah sangat terdampak.

"Jadi pasokan cabai yang sekarang ini ditopang dari panen di dataran tinggi, kalau panen dataran rendah itu sedikit karena umumnya kena banjir," kata Syailendra.

Ia menjelaskan, seperti produksi di Jawa Timur yang memasok 60 persen cabai nasional mengalami gangguan produksi.

Terlebih di wilayah Banyuwangi yang memasok 36 persen cabai nasional, sebagian wilayah mengalami banjir.

Syailendra mengungkapkan, berdasarkan komunikasinya dengan petani cabai di Banyuwangi kondisi cuaca ekstrem ini umumnya siklus yang terjadi 4 tahun sekali. 

"Ini memang menurut teman-teman petani, kondisi ekstrem seperti ini biasanya setiap 4 tahun mereka akan ketemu kondisi begini," imbuh dia.

Kondisi itu membuat tanaman rusak akibat terkena banjir maupun hama penyakit yang mengakibatkan gagal panen di sentra-sentra produksi cabai.

Syailendra mengatakan, di Jawa Timur dan Jawa Tengah, 40 persen tanaman cabai alami gagal panen.

"Kemudian di Wajo, Sulawesi Selatan juga kena. Jadi memang ini produksinya turun banget," kata dia.

Kendati demikian, Syailendra meyakini harga cabai akan mulai alami penurunan pada April-Mei mendatang karena akan memasuki masa panen.

Sehingga akan menambah pasokan cabai di pasar.

"Kami terus kordinasikan kondisi ini dengan asosiasi dan petani cabai. Ini tetap akan kami lihat, karena memang terutama untuk cabai rawit itu akan ada panen mulai dekat-dekat Ramadan dan Lebaran," pungkas dia.

Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga rata-rata cabai rawit merah secara nasional memang mengalami kenaikan dari awal tahun.

Pada 5 Januari 2021, harga rata-rata cabai rawit merah secara nasional sebesar Rp 76.850 per kilogram.

Kemudian, per 5 Maret 2021 harga rata-rata cabai rawit merah menjadi Rp 94.350 per kilogram.

Kendati demikian, saat ini harga cabai rawit merah di sejumlah daerah terpantau berada di atas rata-rata nasional. 

Seperti di DKI Jakarta yang harganya kini mencapai Rp 128.350 per kilogram, Kalimantan Barat Rp 118.600 per kilogram, Banten Rp 114.600 per kilogram, Jawa Tengah Rp 100.000 per kilogram, hingga DI Yogyakarta 102.500 per kilogram.

https://money.kompas.com/read/2021/03/08/122326826/cuaca-buruk-hingga-banjir-kerek-harga-cabai-hingga-rp-128000-per-kilogram

Terkini Lainnya

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke