Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Industri Tambak Udang di Bangka Menggeliat, Permintaan Listrik Ikut Melonjak

BANGKA, KOMPAS.com - Industri tambak udang di Kepulauan Bangka Belitung terus menggeliat di tengah pandemi Covid-19.

Pertumbuhan terlihat dari adanya permintaan tambah daya dan penyambungan baru energi listrik.

General Manager PLN Babel Amris Adnan mengatakan, baru-baru ini pihaknya memenuhi kebutuhan listrik untuk tujuh tambak udang di pulau Bangka dengan total daya sebesar 2,3 juta volt ampere (VA). 

Tambang udang tersebut yakni PT Budidaya Tropisindo dengan daya 865 kVA, TU Feny Gunawan (197 kVA), PT Shrimpi Daya Lestari (197 kVA), TU Yayasan Mahad Islam (147 kVA), TU Khoirul Haq (197 kVA), CV Mavindo Karya Lestari (555 kVA), dan TU Hendri (197 kVA). 

"Tambak dilistriki dengan layanan premium silver. Mereka diberi fasilitas berupa pembangunan jaringan ekspres tegangan menengah," kata Amris kepada awak media, Jumat (16/4/2021).

Selain itu, terdapat sistem dua penyulang yang difungsikan untuk menyuplai listrik ke pelanggan, sehingga pelanggan tak perlu lagi mengeluarkan biaya genset dengan bahan bakar minyak yang lebih besar biayanya. 

Hingga saat ini, tercatat sebanyak 459 pelanggan di Bangka Belitung dilayani dengan layanan premium, dengan 112 di antaranya untuk kebutuhan tambak udang. 

"Kami berterima kasih kepada para investor tambak udang yang sudah memercayakan listriknya ke PLN semoga produksinya semakin meningkat dengan penyambungan ini,” kata Amris.

Amris mengungkapkan bahwa tambak udang adalah sektor yang mampu menyerap produksi energi di tengah pandemi. 

Penyambungan listrik ini menggambarkan adanya geliat ekonomi yang terus tumbuh dari hari ke hari di Bangka Belitung.

Tercatat demand listrik tertinggi di sistem Bangka mencapai 167 MW atau naik 4,3 persen dari demand rata-rata harian sebesar 160 MW. 

Untuk itu, sebagai langkah antisipasi lonjakan permintaan listrik pada beberapa tahun ke depan, PLN mengupayakan percepatan pembangunan kabel laut tegangan tinggi yang akan menghubungkan Pulau Sumatera dan pulau Bangka.

Kabel laut yang ditargetkan rampung pada akhir tahun 2021 ini akan ditarik dari Kabupten Banyu Asin, Sumatera Selatan ke Kabupaten Bangka Barat.

Kabel laut tersebut akan terbentang sepanjang 36 Kms.

"Kami mohon dukungan dari seluruh stakeholder dan masyarakat Bangka Belitung, agar pembangunan ini berjalan lancar, sehingga Bangka Belitung akan menjadi satu dengan Sumatera dalam satu sistem kelistrikan," ujar Amris.

Salah satu pemilik tambak udang, Martin mengungkapkan vitalnya pasokan listrik untuk kebutuhan industri tambak udang. 

"Kebetulan kami baru membuka delapan kolam tambak udang, maka kami percayakan listrik ke PLN. Sebab listrik ini yang utama dalam industri tambak udang, mulai dari kebutuhan pompa sedot air, reservoir, hingga kebutuhan kolam itu sendiri,” ucap Martin. 

Dengan dukungan dari PLN ini, Ia berharap produktivitas tambaknya meningkat untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor. 

"Udang ini konsumsinya tinggi di negara-negara seperti Amerika, Australia, Jepang, China. Ke depan kami berharap produktivitas dapat meningkat sehingga bisa menambah kapasitas kolam, target kami 40 kolam," pungkas Martin.

https://money.kompas.com/read/2021/04/17/211454926/industri-tambak-udang-di-bangka-menggeliat-permintaan-listrik-ikut-melonjak

Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke