Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN LOVE KOMPASIANA] Dilema Menemukan Jodoh, Cari Sendiri atau Dijodohkan?

KOMPASIANA---Lama tidak punya pasangan dan ingin seperti orang-orang bisa membagikan kebahagiaannya kepada orang lain bersama pasangannya, kenapa tidak mencoba dijodohkan saja?

Ya, biasanya, persoalan sulit mendapat jodoh biasanya juga dialami individu yang berkepribadian tertutup.

Dengan kata lain, permasalahan untuk dijodohkan ini menjadi dilema orang yang masih menjomlo.

Namun, adakah pertimbangan lain ketika mau atau tidak menima perjodohan dari orang lain --termasuk keluarga sendiri, misalnya?

1. Dilema antara Cari Jodoh Sendiri atau Dijodohkan

Kompasianer Avy sempat berpikir untuk minta dijodohkan saja, karena tipe laki-laki yang diimpikan itu tidak sama dengan yang disukai orangtua terutama Ibunya.

"Menurut saya, idealnya suami dan istri itu harusnya selalu berdekatan untuk bersama-sama menghadapi masalah yang ada dalam rumah tangga termasuk masalah anak," tulis Kompasianer Avy, ketika pertama dijodohkan.

Untuk mempermasalahkan perjodohan selama kedua belah pihak saling memahami.

Karena, lanjutnya, hubungan setelah pernikahan itu tidaklah sesederhana yang dibayangkan.

Kita bisa mencari tahu atau mengenal calon yang akan kita "tembak" lewat stalking di media sosial. (Baca selengkapnya)

2. Usia 26 Tahun Ditanya Menikah, Perlukah Dijodohkan?

Kompasianer Musa Hasyim sebenarnya tidak menolak orang yang menikah di bawah usia 30 tahun, itu adalah hak masing-masing.

"Biarkan orang lain itu menikmati kejombloannya, barangkali dia sedang meniti karir, belum menemukan kecocokan, atau memang sedang ingin sendiri," tulis Kompasianer Musa Hasyim.

Akan tetapi, Kompasianer Musa Hasyim tidak menafikan jika orang yang menikah akan memiliki motivasi lebih tinggi untuk bekerja lebih keras.

Namun, lanjutnya, menikah itu soal kesiapan meski orang kadang meragukan kesiapan yang tidak ada habisnya. (Baca selengkapnya) 

3. "Hari Gini Dijodohin? Nyantai Aja Lah"

Standar usia pernikahan juga sudah meningkat seiring dengan perkembangan zaman, di mana standar pendidikan dan karier meningkat.

Tidak seperti dulu, menurut Kompasianer Irmina Gultom, pokoknya begitu usia anaknya sudah cukup untuk menikah, para orangtua mulai ketar-ketir mencarikan mereka jodoh.

Oleh sebab itu, lanjutnya, sebagian muda-mudi zaman sekarang kurang cocok dengan tradisi perjodohan. Mereka tidak suka diatur-atur soal pasangan hidup.

Namun, Kompasianer Irmina Gultom beranggapan perjodohan kini masih sangat diperlukan karena ada beberapa faktor seperti fokus dengan studi atau karier.

"Namun ketika mereka terlalu fokus dengan studi dan kariernya, pernikahan untuk membentuk keluarga pun jadi dikesampingkan," tulis Kompasianer Irmina Gultom. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam konten menarik lainnya tentang dunia percintaan anak muda di Kompasiana lewat subkategori Love.

https://money.kompas.com/read/2021/05/28/161600826/-tren-love-kompasiana-dilema-menemukan-jodoh-cari-sendiri-atau-dijodohkan-

Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke