Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Stafsus Jokowi Klaim RI Bisa Jadi Negara Menengah Atas Lagi dalam Setahun

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bidang Ekonomi, Arif Budimanta menyebutkan, Indonesia akan kembali menjadi negara berpendapatan menengah ke atas dalam 1-2 tahun ke depan.

Hal ini bisa saja terpenuhi jika pertumbuhan ekonomi mencapai 5-6 persen per tahun dan pertumbuhan penduduk naik 1,2 persen per tahun.

"Dalam waktu tidak terlalu lama yakni 1-2 tahun ke depan kita akan segera kembali masuk ke kategori upper middle income (negara pendapatan menengah ke atas)," terang Arif dilansir dari Antara, Jumat (9/7/2021).

"Meskipun ada peningkatan thresholds (klasifikasi) yang dilakukan World Bank yakni dari (pendapatan nasional bruto) 4.046 dolar AS menjadi 4.096 dolar AS," kata dia lagi.

Arif mengatakan Indonesia dalam laporan terakhir Bank Dunia (World Bank) pada Juni 2021, Indonesia memang berada di dalam kategori lower middle income atau negara berpendapatan menengah bawah.

Sebelumnya, pada 2019, posisi Indonesia sempat meningkat menjadi negara berpendapatan menengah atas.

Menurunnya peringkat Indonesia itu, kata Arif, karena dampak pandemi Covid-19 sejak awal 2020.

"Penyelamatan masyarakat dan kesehatan menjadi prioritas, diterapkan dengan adanya PSBB dan PPKM, sehingga mobilitas masyarakat berkurang dan laju pertumbuhan ekonomi terkontraksi," ujar dia.

Lebih lanjut, Arif menjelaskan saat 2019 ketika Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah atas.

Pendapatan per kapita di Tanah Air sebesar 4.050 dolar AS atau baru berada sedikit di atas batas bawah klasifikasi yang ditetapkan Bank Dunia yakni 4.046 dolar AS.

Oleh karena itu, ketika ekonomi Indonesia terkontraksi karena terdampak oleh Covid-19, maka pendapatan per kapita Indonesia turun menjadi 3.870 dolar AS.

Dengan posisi itu, Indonesia akhirnya kembali ke kategori negara berpendapatan menengah bawah.

"Selain Indonesia, ada beberapa negara yang juga turun dari upper middle income menjadi lower middle Income seperti Belize, Samoa, serta Iran," kata Arif.

Bahkan, ujar Arif, Iran mengalami penurunan pendapatan per kapita cukup dalam yakni dari 5.240 dolar AS menjadi 2.870 dolar AS.

"Tidak hanya itu ada juga beberapa negara yang turun peringkat dari high income (negara pendapatan tinggi) menjadi upper middle income seperti Mauritius, Panama, Romania," ujar Arif.

Klasifikasi Bank Dunia

Sebelumnya diberitakan, Bank Dunia (World Bank) melaporkan, Indonesia turun kelas menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah berdasarkan data pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita pada tahun 2020.

Padahal, di tahun sebelumnya, Indonesia telah masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah tinggi.

Artinya, Indonesia hanya mampu mempertahankan posisi sebagai negara berpendapatan menengah tinggi dalam waktu satu tahun.

Dikutip dari keterangan tertulis Bank Dunia, data yang diperbarui setiap tanggal 1 Juli tersebut menunjukkan, GNI per kapita Indonesia di tahun 2020 turun menjadi 3.870 dollar AS dari yang sebelumnya 4.050 dollar AS di tahun 2019 lalu.

Menurut Bank Dunia, Indonesia turun kelas dari negara berpenghasilan menengah tinggi menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Sehingga, penghasilan masyarakat pun turun tertekan lantaran kebijakan yang mengharuskan masyarakat untuk lebih banyak di rumah sebagai konsekuensi menekan angka penularan virus.

"Indonesia, Mauritius, Rumania, dan Samoa sangat dekat dengan ambang batas klasifikasi pada tahun 2019 dan semuanya mengalami penurunan Atlas GNI per kapita terkait Covid-19, yang mengakibatkan klasifikasi lebih rendah pada tahun 2020," tulis Bank Dunia dalam keterangan tertulis.

Data klasifikasi kelas oleh Bank Dunia dibuat oleh lembaga internasional tersebut untuk mempertimbangkan fasilitas bantuan keuangan bagi setiap negara.

Di sisi lain, klasifikasi tersebut juga kerap kali digunakan oleh lembaga donor internasional lain.

Secara umum, ada empat kategori negara yang menjadi rujukan, yakni negara berpendapatan rendah, menengah ke bawah, menengah tinggi, dan negara berpendapatan tinggi.

Setiap tahun, indikator dari pengklasifikasian tersebut akan berubah dan berpengaruh terhadap naik atau turunnya peringat atau kategori dari setiap negara.

Faktor yang mempengaruhi klasifikasi terrsebut yakni pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada jumlah GNI pe per kapita.

Di sisi lain, revisi dari metode perhitungan neraca setiap negara juga berpengaruh terhadap klasifikasi tersebut.

Berdasarkan klasifikasi Bank Dunia terbaru, lembaga donor tersebut mengkategorikan negara berpenghasilan menengah ke bawah dengan rentang pendapatan 1.046 dollar AS - 4.095 dollar AS per kapita dan kelompok penghasilan menengah tinggi 4.096 dollar AS - 12.695 dollar AS per kapita.

Sebelumnya, klasifikasi penghasilan menengah ke bawah berada dalam rentang 1.035 dollar AS - 4.045 dollar AS per kapita dan menengah ke atas sebesar 4.046 dollar AS - 12.535 dollar AS per kapita.

Sementara, untuk negara berpenghasilan tinggi berubah menjadi 12.695 dollar AS per kapita dari sebelumnya 12.535 dollar AS per kapita.

https://money.kompas.com/read/2021/07/09/080651626/stafsus-jokowi-klaim-ri-bisa-jadi-negara-menengah-atas-lagi-dalam-setahun

Terkini Lainnya

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke