Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KSPI Nilai PPKM Darurat Tidak Efektif

JAKARTA, KOMPAS.com - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menilai, kebijakan pemerintah untuk memberlakukan PPKM darurat tidak efektif meski dilakukan penyekatan untuk mengurangi dampak penyebaran Covid-19.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, berdasarkan fakta di lapangan, banyak perusahaan pengolahan atau manufaktur pabrikasi masih bekerja 100 persen yang bisa menyebabkan kemungkinan terjadinya penyebaran.

"KSPI berpendapat, PPKM darurat yang salah satu metodenya penyekatan itu tidak efektif. Karena faktanya perusahaan pengolahan atau manufaktur pabrikasi itu masih bekerja 100 persen. Tidak mungkin juga diberlakukan WFH 50 persen karena bagian produksi merupakan satu mata rantai yang tidak bisa dilakukan sebagian, kecuali pekerja yang bekerja di bagian office," ujar Said Iqbal saat jumpa pers virtual, Kamis (15/7/2021).

Sementara berdasarkan data dan informasi yang dia terima di lapangan, di beberapa perusahaan baik labour intensif padat karya atau pun padat modal, tercatat, selama dimulainya PPKM darurat hingga hari ini, lebih dari 10 persen buruh positif Covid-19.

Ia menilai, angka ini sangat mengkhawatirkan.

Tak hanya itu, Said juga mengatakan, salah satu perusahaan di kawasan Purwakarta, dari 1.700 buruh yang ikut tes antigen, ditemukan 400-an buruh yang reaktif.

Kemudian dilanjutkan dengan tes PCR dan didapat ada 200 buruh yang bekerja di perusahaan tersebut terpapar Covid-19.

Hal serupa juga terjadi di salah satu perusahaan otomotif di Bekasi yang dimana terkonfirmasi ada 15 orang yang meninggal karena Covid-19.

"Di Purwakarta tadi sudah lebih dari 20 orang yang meninggal dunia terpapar Covid-19 setelah dilakukan tes PCR oleh perusahaan masing-masing. Jadi kami menilai PPKM darurat tidak efektif walaupun diberlakukan penyekatan," ungkap Said Iqbal.

https://money.kompas.com/read/2021/07/15/141643826/kspi-nilai-ppkm-darurat-tidak-efektif

Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke