Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Luhut: Selama Beberapa Dekade, Indonesia Berpuas Diri dengan SDA yang Melimpah...

"Selama beberapa dekade, Indonesia telah berpuas diri dengan sumber daya alam kita yang melimpah. Kami mengekspor bahan baku kami tanpa proses nilai tambah di dalam negeri," ujar Luhut secara virtual dalam Konvensi Internasional ke-2 tentang Indonesia Hulu Minyak dan Gas Bumi atau Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) di Bali, Senin (29/11/2021).

"Sedangkan jika kita mengolahnya, Indonesia bisa menikmati nilainya berkali-kali," sambung dia.

Salah satu contoh upaya hilirasi di industri tambang yaitu dengan membangun smelter Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Menurut Luhut, smelter tersebut diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi sumber daya alam Indonesia.

Saat ini, beberapa perusahaan mulai mengikuti jejak untuk memproduksi berbagai produk baja, mulai dari Nickel Pig Iron (NPI) hingga stainless steel.

Selain itu, ada PT Dexin Steel Indonesia yang memproduksi 3,5 juta ton carbon steel per tahun.

"Oleh karena itu, Indonesia telah berhasil meningkatkan ekspor stainless steel hampir 20 kali lipat dari perkiraan 21 miliar dollar AS pada tahun 2021, dibandingkan dengan 1,1 miliar dollar AS pada tahun 2014," kata Luhut.

Luhut juga membahas soal sektor migas yang menjadi salah satu penyumbang pendapatan utama bagi negara. Namun di sisi lain, setiap tahun Indonesia kerap mengimpor minyak rata-rata 20 miliar dollar AS dan impor gas senilai 2,5 miliar dollar AS. Hal ini berdampak negatif terhadap defisit transaksi berjalan.

"Indonesia memiliki kebutuhan harian minyak 1,4 juta barel. Sedangkan Indonesia hanya bisa memproduksi 700.000 barel per hari. Artinya, kita hanya bisa memenuhi setengah dari kebutuhan dalam negeri," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, industri hulu migas tetap menempati posisi strategis, kendati pada saat yang sama Indonesia juga memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan.

"Industri hulu migas utamanya gas yang memiliki kandungan karbon rendah akan menjadi penyokong utama energi pada masa transisi energi. Keberadaannya juga akan menggantikan energi-energi fosil yang memiliki kandungan karbon tinggi, seperti batu bara," katanya.

Oleh karena itu kata dia, industri hulu migas tidak akan serta merta ditinggalkan di tengah era peralihan energi mengingat industri ini merupakan salah satu pilar energi dan pilar ekonomi Indonesia.

https://money.kompas.com/read/2021/11/29/133937626/luhut-selama-beberapa-dekade-indonesia-berpuas-diri-dengan-sda-yang-melimpah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke