Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonomi Tumbuh 3,69 Persen, BPS: Daya Beli Masyarakat Membaik

Dengan demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021 mencapai 3,69 persen (yoy). Dibanding kuartal III 2021, ekonomi RI tumbuh 1,06 persen pada kuartal IV 2021.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, penopang besar pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV menurut komponen pengeluaran tak berubah, yakni tetap didominasi oleh konsumsi rumah tangga.

Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 3,55 persen sehingga share terhadap ekonomi tembus 52,91 persen. Konsumsi rumah tangga menopang 1,91 persen dari pertumbuhan 5,02 persen (yoy) di kuartal IV 2021.

Hal ini menunjukkan masyarakat sudah mulai belanja ketika pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 terjadi.

"Pada kuartal IV 2021, ekonomi kita tumbuh 5,02 persen karena pandemi berkurang dan mobilitas masyarakat semakin bagus. Secara kumulatif, ekonomi tumbuh 3,69 persen," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (7/2/2022).

Margo merinci, pendorong tumbuhnya konsumsi rumah tangga sebesar 3,55 persen adalah meningkatnya penjualan eceran sebesar 8,74 persen (yoy). Kemudian, penjualan wholesale mobil penumpang dan motor masing-masing tumbuh 72,87 persen dan 64,79 persen (yoy).

Lalu, nilai transaksi uang elektronik dan transaksi kartu debit maupun kredit tumbuh 9,11 persen, menguat dibandingkan kuartal IV 2020 yang sebesar -0,88 persen.

"Indikasi berikutnya adalah jumlah penumpang angkutan udara tumbuh 18,23 persen (yoy), menguat dibanding kuartal IV 2020 yang saat itu -64,38 persen. Ini indikasi pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat," beber Margo.


Komponen lainnya

Selain konsumsi rumah rangga, komponen lain penopang pertumbuhan adalah investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Pada kuartal IV 2021, PMTB tumbuh 4,49 persen (yoy) sehingga share terhadap PDB mencapai 31,01 persen.

Fenomena yang mendukung pertumbuhan PMTB ini adalah pertumbuhan barang modal jenis mesin dan perlengkapan, meningkat masing-masing 5,45 persen (yoy) dan 14,76 persen (yoy).

Kemudian, diikuti pertumbuhan barang modal jenis kendaraan yang berasal dari domestik sebesar 4,35 persen (yoy), serta pertumbuhan barang modal jenis peralatan lainnya yang berasal dari domestik 5,41 persen (yoy), dan pertumbuhan barang modal jenis peralatan lainnya yang berasal dari impor meningkat 0,95 persen (yoy).

Komponen selanjutnya adalah ekspor barang dan jasa yang meningkat signifikan sebesar 29,83 persen (yoy). Ekspor merupakan struktur PDB terbesar ketiga dengan share 23,70 persen.

Berbagai fenomena pendukung tumbuhnya ekspor adalah karena perekonomian negara sebagian mitra dagang mengalami pertumbuhan. Ekonomi China tumbuh sebesar 4 persen, sementara share ekspor Indonesia ke China mencapai 25,8 persen.

Kemudian ekonomi AS tumbuh 5,5 persen di kuartal IV 2021, sementara share ekspor dari Indonesia mencapai 11,8 persen. Begitu pula dengan Korea selatan yang tumbuh 4,1 persen dengan share ekspor mencapai 3,4 persen.

"Kenaikan beberapa harga komoditas internasional juga meningkatkan kinerja ekspor kita. Minyak kelapa sawit meningkat 42,41 persen (yoy), batubara harganya meningkat sebesar 168,01 persen (yoy)," sebut Margo.

Komponen pembentuk PDB keempat adalah konsumsi pemerintah sebesar 11,82 persen yang mengalami pertumbuhan 5,25 persen. Pertumbuhan ditopang oleh realisasi belanja barang dan jasa yang meningkat sebesar 25,13 persen.

"Jadi (struktur PDB) yang berasal dari konsumsi rumah tangga adalah yang tertinggi dibanding komponen lainnya sebesar 1,91 persen. Polanya mirip dengan kuartal III 2021, di mana tahun 2021 konsumsi rumah tangga memiliki andil 0,55 persen," tandas Margo.

https://money.kompas.com/read/2022/02/07/140820926/ekonomi-tumbuh-369-persen-bps-daya-beli-masyarakat-membaik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke