Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Erupsi Semeru hingga Cuaca Ekstrem pada 2021, Panen Padi Terganggu, Produksi Beras Turun 0,14 Juta Ton

Adapun penghitungan luas panen padi menggunakan informasi luas bahan baku sawah (LBS) yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No. 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tentang Penetapan Luas Bahan Baku Sawah Nasional Tahun 2019.

Luas lahan baku sawah ditetapkan mencapai 7,46 juta hektar, dengan bahan baku terbesar di Jawa Timur yang mencapai 1,21 juta hektar, Jawa Tengah 1,04 juta hektar, dan Jawa Barat 928.218 hektar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, penurunan luas panen padi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain terjadinya kemarau yang lebih tinggi pada Agustus - September tahun 2021.

"Kemarau menyebabkan kekeringan sehingga berdampak pada luas panen padi yang jauh lebih rendah pada bulan yang sama di 2020," ucap Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/3/2022).

Erupsi Semeru, kemarau, hingga curah hujan tinggi

Penyebab kedua, adanya peralihan ke tanaman lain selain padi di bulan Agustus-September 2021. Pasalnya, petani memilih alternatif tanaman lain untuk mengurangi kebutuhan air akibat kemarau.

Selain itu, ada beberapa bencana alam yang menimpa sepanjang tahun 2021 termasuk erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur. Begitu juga fenomena banjir di awal tahun 2021 dan serangan hama.

"Intensitas curah hujan yang cukup tinggi di akhir 2021 juga berdampak pada luas panen sepanjang Oktober - Desember 2021," beber Setianto.


Produksi GKG dan beras turun

Seiring dengan penurunan luas padi, produksi padi dalam kualitas gabah kering giling (GKG) tahun 2021 mencapai 54,42 juta ton. Angkanya turun 0,23 juta ton atau 0,43 persen (yoy) dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar 54,65 juta ton.

Produksi beras pun menurun 0,14 juta ton atau 0,45 persen sehingga mencapai 31,36 juta ton. Angka ini lebih rendah dibanding dengan produksi sepanjang 2020 yang mencapai 32,50 juta ton.

BPS melaporkan, penyumbang utama produksi gabah kering giling terbesar pada tahun 2021 adalah Sumatera Selatan, Lampung, dan Jawa Timur.

Produksi di tiga daerah tersebut turun masing-masing -6,95 persen, -6,22 persen, dan -1,56 persen. Produksi di masing-masing tiga daerah tercatat 196.620 ton GKG, 164.840 ton, serta 154.950 ton dibanding 2020.

Penyumbang utama kenaikan produksi terbesar sepanjang 2021 secara yoy, yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Papua. Sulawesi selatan mencapai 382.170 ton atau meningkat 8,12 persen.

"Di Jawa Tengah 129.490 ton atau naik 1,36 persen, dan Papua dengan 120.280 ton atau meningkat 72,46 persen dibanding tahun 2020 lalu," tandas Setianto.

https://money.kompas.com/read/2022/03/01/133000626/ada-erupsi-semeru-hingga-cuaca-ekstrem-pada-2021-panen-padi-terganggu-produksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke