Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti GoTo dan Bukalapak, Amazon dan Tesla Dulu Juga di Posisi Rugi Saat IPO di Wall Street

Meskipun BUKA terus menunjukkan penurunan kerugian, BUKA terus mengalami penurunan saham yang sangat signifikan sejak IPO pada tahun 2021 lalu, dari Rp 850 per saham hingga pada penutupan kemarin Rp 272 per saham.

Chief Executive Officer (CEO) Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengungkapkan, tidak ada perusahaan startup yang melakukan IPO dalam keadaan untung. Ini juga terjadi pada perusahaan international seperti Amazon, Tesla, dan Sea Limited.

"Tidak ada perusahaan startup, apalagi tech company, yang melakukan IPO dalam keadaan sudah untung. Studi kasusnya pun ada, sebut saja Amazon, Tesla, hingga Sea Limited masih merugi ketika melantai di Bursa Wall Street. Bukan berarti IPO mereka tidak menarik bukan?" kata Bernadus dalam postingan di Instagram, dan telah dikonfirmasi Kamis (18/3/2022).

Rugi GoTo bukan kejutan...

Seperti diketahui, GoTo merupakan slalah satu market leader dan memiliki ekosistem yang komprehensif. Startup dengan ekosistem terbesar di Indonesia itu rencananya akan menawarkan sebanyak - banyaknya 52 miliar saham, setara dengan 4,35 persen saham.

Dari pelaksanaan IPO ini, GoTo menargetkan akan menghimpun dana hingga Rp 17,9 triliun. Adapun harga IPO berada di kisaran Rp 316- 346 per unit. Saham GoTo juga akan ditarwartkan khusus kepada sekitar 600.000 mitra pengemudi di Indonesia yang memenuhi kriteria.

"Rugi GoTo ini tentu bukanlah kejutan. Sebagai perusahaan yang memiliki ekosistem terbesar, tentunya mereka banyak menghabiskan uang untuk investasi dan ekspansi demi meningkatkan jumalah pelanggan. Namun bukan berarti IPO GoTo tidak menarik," tambah Bernadus.


Fundamental GoTo tetap menarik...

Dia menjelaskan, fundamental GoTo menarik karena di samping bisnis utamanya transportasi dan e-commerce, GoTo menciptakan sumber pendapatan baru dengan masuk ke bisnis kendaraan listrik dan bisnis gaming.

Selain itu, sejumlah unit bisnis GoTo saat ini juga berhasil dimonetisasi dengan pertumbuhan yang agresif. Seperti misalnya, Moka dan Midtrans. Moka pos awalny adalah aplikasi yang kemudaian terus berkembang menjadi merchant super apps.

Moka sudah beroperasi di 37 kota di Indonesia, sementara Midtrans adalah solusi payment gateway untuk merchant. Midtrans telah melayani lebih dari 500.000 UMKM di Indonesia.

Bernadus menilai, bisnis GoTo yang kurang dapat sorotan dibandingkan bisnis utama, bisa jadi potensi yang menguntungkan dan berperan besar bagi GoTo ke depan.

"IPO GoTo tentunya terlihat menarik dan ada peluang yang baik bagi para investor. Tapi untuk yang ingin koleksi saham ini, diharapkan tetap melakukan analisa mandiri dan tetap mengikuti perkembangan informai GoTo," tegas Bernadus.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/03/18/083703926/seperti-goto-dan-bukalapak-amazon-dan-tesla-dulu-juga-di-posisi-rugi-saat-ipo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke