Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani Ungkap Adanya "Badai" yang Bikin Pemulihan Ekonomi Makin Pelik

Konflik antar dua negara itu terjadi ketika dunia masih tertatih-tatih menghadapi pemulihan ekonomi. Ditambah lagi, banyak negara yang memiliki ruang fiskal terbatas untuk mengatasi ketidakpastian global. Kondisi ini lantas dijuluki Sri Mulyani sebagai "badai sempurna".

"Jadi ini kayak semacam perfect storm, kalau (ibaratnya) badai, badai ketemu semuanya. Ada masalah geopolitik security, kemudian muncul ke komoditas, pada saat ekonomi baru tertatih-tatih pulih dari pandemi, belum kuat banget," kata Sri Mulyani dalam CNBC Economic Outlook, Selasa (22/3/2022).

Wanita yang kerap disapa Ani itu menuturkan, fenomena perang membuat harga komoditas naik ke level yang sangat tinggi. Pemerintah Indonesia sendiri berpotensi menanggung beban pembengkakan subsidi energi akibat naiknya harga minyak dan gas.

Di sisi lain, beberapa harga komoditas sudah terpantau naik jauh-jauh hari sebelum bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Harga kedelai misalnya, mengalami kenaikan karena terjadi gagal panen di Brazil akibat kekeringan.

"Komoditas untuk oil dan gas serta listrik itu adalah administered price (komponen harga bergejolak). Pilihannya adalah kalau shock dari kenaikan bahan bakunya ini diteruskan ke masyarakat, naiknya tinggi langsung jeblok konsumsinya. Maka sampai hari ini listrik tidak naik," tutur Ani.

Tingginya harga-harga komoditas memiliki konsekuensi terhadap instrumen fiskal. Jika kenaikan harga tidak diteruskan ke level konsumen, pemerintah harus menggelontorkan lebih banyak biaya untuk subsidi maupun bansos demi menjaga daya beli.

"Namun dalam situasi ini, banyak negara yang fiscal space-nya sudah mentok, ada yang utangnya sudah di 100 persen dari GDP. Jadi banyak negara sekarang dihadapkan pada fenomena," ucap Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengakui Kementerian Keuangan sudah menghitung dampak tensi geopolitik terhadap APBN. Perhitungan disertai dengan berapa lama asumsi kenaikan harga pangan terjadi, mulai dari rentang 6 bulan sampai 12 bulan.

Dia bilang, perhitungan dilakukan meski dunia tidak bisa mengestimasi kapan perang antara Rusia dan Ukraina berhenti. Tapi setidaknya, langkah tersebut menjadi langkah antisipasi dan meningkatkan rasa optimistis.

"Tidak berarti kita harus hopeless, tidak berdaya dan tidak punya harapan dalam hal ini, enggak juga. Kita tetap membuat berbagai skenario, seandainya ini 6 bulan, kemudian harga komoditas turun ke normal lagi, atau kalau ini 12 bulan, dan bentuknya akan seperti apa," beber dia.

https://money.kompas.com/read/2022/03/22/152051926/sri-mulyani-ungkap-adanya-badai-yang-bikin-pemulihan-ekonomi-makin-pelik

Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke