Tahun 2020 Masih Bukukan Laba, Bank Raya Rugi Rp 3,04 Triliun pada 2021

Bank digital anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk itu mencatatkan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 3,04 triliun sepanjang 2021.

Capaian itu berbanding terbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya, di mana bank dengan kode emiten AGRO itu mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 31,26 miliar.

Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang mengatakan, kerugian disebabkan oleh tingginya pencadangan (CKPN) yang dilakukan perusahaan, di tengah proses transformasi menuju bank digital.

Tercatat penyisihan kerugian penurunan nilai Bank Raya pada 2021 mencapai Rp 3,9 triliun, melesat dibanding posisi akhir 2020 sebesar Rp 322,5 miliar.

"Pembukuan tersebut membuat profitabilitas mengalami penurunan yang tajam, sehingga pada untuk tahun 2021, Bank Raya membukukan rugi bersih sebesar Rp 3,05 triliun," ujar Kaspar, dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Kamis (31/3/2022).

Walaupun proses transformasi menjadi bank digital berdampak terhadap kinerja keuangan perusahaan, secara umum, Bank Raya masih dapat menjalankan fungsi intermediasi dengan baik, tercermin dari sejumlah indikator kinerja yang menunjukkan perkembangan yang positif.

Dari sisi biaya bunga, Bank Raya mencatatkan penurunan beban bunga yang cukup signifikan pada akhir 2021, yaitu sebesar 40,80 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp773,62 miliar.

Dengan realisasi-realisasi tersebut, Bank Raya mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 1,64 triliun pada 2021, turun 15 persen secara yoy dari Rp 1,93 triliun pada penghujung 2020.

Adapun rasio margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) dan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM/CAR) masing-masing berada di posisi sebesar 3,87 persen dan 20,24 persen.

"Bank Raya akan terus mengembangkan ekosistem digital dengan target pasar gig economy melalui pendekatan komunitas," ucap Kaspar.