Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Paylater Makin Marak, Simak 5 Risiko Penggunaannya

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini semakin banyak opsi pembayaran untuk membeli atau mendapatkan barang tanpa harus membayar duluan atau sistem cicilan. Kalau dulu hanya ada kartu kredit, sekarang cicilan barang difasilitasi dengan adanya fitur Paylater, hampir di semua aplikasi e-commerce, seperti Shopee Paylater, Bukalapak Paylater, dan OVO Paylater.

Bank Indonesia memprediksi transaksi e-commerce di tahun 2022 ini mencapai Rp 530 triliun, atau meningkat 31,4 persen dari total transaksi pada 2021 sebesar Rp 403 triliun.

Pertumbuhan e-commerce ini, tentu akan berpengaruh pula pada peningkatan penggunaan Paylater sebagai salah satu pilihan pembayaran.

Apabila kamu memiliki keinginan untuk menggunakan fitur ini, ada baiknya pertimbangkan dulu 5 risiko penggunaan Paylater berikut ini:

1. Menambah jumlah utang

Meskipun tujuan mencicil barang adalah untuk meringankan pembayaran dalam jumlah besar, namun kamu harus tetap menyesuaikannya dengan hutang atau cicilan kamu lainnya. Jadi, bijaklah dalam memutuskan untuk membeli barang baru.

Ingat bahwa jumlah keseluruhan hutang tidak boleh lebih dari 30% dari pendapatan atau gaji setiap bulannya. Apabila mencicil barang baru akan membuat jumlah hutangmu semakin besar, sebaiknya tunda dulu pembelian barang lagi sampai kamu menyelesaikan hutang yang sebelum-sebelumnya.

2. Bunga cicilan

Membeli barang dengan Paylater atau sistem cicilan, tentu membuat barang lebih mahal dari harga normalnya. Biasanya, setiap perusahaan fintech memiliki kebijakan masing-masing mengenai bunga cicilan ini.

Oleh karena itu, kamu perlu mempertimbangkan perbedaan harga barang apabila menggunakan sistem cicilan. Apabila harganya menjadi naik terlalu tinggi, sebaiknya pikirkan ulang untuk membelinya.

3. Risiko denda

Keadaan finansial tidak selalu bisa diprediksi. Dalam beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan, mungkin saja ada kebutuhan mendesak yang akan menguras pendapatan, seperti untuk biaya saat kita atau keluarga sakit.

Sementara itu, Paylater atau cicilan dari awal sudah mewajibkan kita untuk selalu membayar tepat waktu. Apabila di tengah perjalanan kita tidak bisa atau telat membayar, tentu akan ada risiko denda yang harus dihadapi. Denda ini, akan terus bertambah sampai kita bisa menyelesaikan pembayaran.

Sehingga, yang awalnya tujuan mencicil untuk meringankan pembelian, malah berbalik jadi memberatkan pembayaran. Maka, sebaiknya kamu bijak mempertimbangkan risiko-risiko tak terduga seperti ini.

4. Meningkatkan perilaku konsumtif

Kemudahan mendapatkan barang impian tanpa harus membayar terlebih dahulu, membuat kita jadi merasa bisa mengklik semua barang. Bahkan saat tidak punya uang. Seolah-olah saldo atau limit Paylater adalah uang atau tabungan kita sendiri.

Perlu dipahami bahwa limit Paylater bukanlah uang kita yang bisa digunakan sebebas-bebasnya. Limit yang kita gunakan akan menjadi hutang yang pada saatnya harus dibayarkan. Maka, apabila kamu merasa tidak bisa melunasi limit tersebut, pikirkan kembali untuk menggunakannya.

5. Membuat ketergantungan

Saat perilaku konsumtif sudah meningkat, maka keinginan untuk terus-terusan membeli barang dengan Paylater akan berubah menjadi ketergantungan. Rasanya semua barang bisa didapat dengan gampang, sehingga kita tidak bisa mengendalikan hasrat untuk check out setiap ada kesempatan.

Paylater sebenarnya membantu apabila kamu membutuhkan suatu barang, agar bisa dicicil dengan nominal yang kecil-kecil setiap bulannya. Namun akan berbalik membahayakan, apabila hanya untuk menuruti keinginan sesaat. Jadi, pertimbangkan setiap keuntungan dan risiko saat hendak menggunakan Paylater.

https://money.kompas.com/read/2022/04/12/130700126/paylater-makin-marak-simak-5-risiko-penggunaannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke