Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peneliti: Maraknya Rokok Murah Sebabkan Penyakit "Berbiaya Mahal"

Ditambah lagi, banyak perusahaan golongan 2 mulai beralih memproduksi rokok murah. Hal tersebut menurutnya menjadi persoalan yang serius.

"Banyaknya rokok yang harganya murah ini memudahkan akses pada rokok menyebabkan penyakit-penyakit yang berbiaya mahal," kata Roosita melalui keterangan tertulis, Rabu (25/5/2022).

"Dari sisi pengendalian tembakau, ini sangat merugikan. Pasalnya, tarif cukai rokok golongan 2 yang lebih rendah sekitar 50 persen sampai 60 persen (PMK 192/010/2021) dari golongan 1, terutama untuk rokok mesin, menyebabkan rokok murah semakin marak," lanjut dia.

Ia menjelaskan, pelonggaran batasan produksi golongan 2 dari dua miliar batang ke tiga miliar batang, dinilai dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai strategi beruntun. Perusahaan yang volumenya sudah lebih dari dua miliar bisa tetap di golongan 2.

Perusahaan yang produksinya tiga miliar batang yang seharusnya tetap di golongan 1 bisa turun ke golongan 2. Hal ini merugikan bagi industri rokok dengan produksi di bawah 2 miliar batang karena ditekan predatory pricing.

Malah, celah kebijakan cukai dari sisi batasan produksi, kata Roosita, dimanfaatkan oleh industri rokok dapat membayar cukai lebih murah.

"Usulan kenaikan batas produksi (segmen sigaret kretek mesin) oleh industri rokok pada masa lalu dari 2 miliar batang menjadi 3 miliar batang merupakan salah satu indikasi dan strategi industri rokok dalam memainkan volume produksinya. Dengan memainkan produksi di golongan 2, maka industri punya kesempatan membayar cukai lebih murah padahal produksinya naik. Akhirnya yang rugi adalah penerimaan cukai rokok untuk negara," jelas dia.


Pendapat senada dikemukakan Project Lead Center for Indonesia’s Strategic Development Inisiatives Iman Mahaputra Zein yang mengatakan bahwa peredaran rokok mesin dengan harga murah sangat mudah didapat.

"Rokok murah jelas mengancam kesehatan masyarakat karena rokok yang murah berarti dapat dijangkau dengan mudah oleh segala kalangan masyarakat, termasuk yang kurang mampu," ujarnya.

Ia bilang, keberadaan rokok murah juga dipicu oleh kondisi sistem cukai saat ini. Secara teoritis, perusahaan dapat menghindari pembayaran cukai yang lebih tinggi dengan membatasi volume produksi agar dikategorikan dalam kelompok golongan tarif cukai yang lebih rendah.

Hal ini juga dipengaruhi oleh perubahan batasan produksi sigaret kretek mesin yang tadinya dua miliar batang diubah menjadi tiga miliar batang pada tahun 2017.

"Dengan batasan produksi yang longgar ini, pihak perusahaan tidak perlu naik ke golongan 1 yang tarif cukainya lebih tinggi, namun bisa menambah jumlah produksi hingga 1 miliar batang. Batasan produksi ini justru memberikan kelonggaran, yang mana harusnya komitmen pengendaliannya yang harus ditingkatkan, tapi ini malah sebaliknya," katanya.

https://money.kompas.com/read/2022/05/25/203223626/peneliti-maraknya-rokok-murah-sebabkan-penyakit-berbiaya-mahal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke