Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Sentral Inggris Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi sejak 2009

SETELAH Bank Sentral Amerika Serikat (AS) secara mengejutkan mengambil langkah agresif dengan langsung menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) pada Rabu (15/6/2022), Bank Sentral Swiss membuat kejutan dengan menaikkan suku bunga acuan untuk kali pertama sejak 2015 pada Kamis (16/6/2022).

Seperti efek berantai, rangkaian kejutan berlanjut ke Inggris. Bank Sentral Inggris (BoE) pada Kamis juga menaikkan lagi suku bunga acuannya untuk kali kelima berturut-turut pada tahun ini, ke level 1,25 persen. Ini adalah level tertinggi suku bunga acuan BoE sejak krisis keuangan global pada 2009. 

Langkah pengetatan BoE diambil karena inflasi negara itu diperkirakan bakal menembus level di atas 11 persen pada 2022. Seturut keputusan BoE, nilai tukar poundsterling anjlok 1 persen terhadap dollar AS. 

Risalah pertemuan bulanan BoE pada Kamis sebagaimana dikutip AFP menyebutkan alasan kenaikan terbaru suku bunga acuan ini merupakan respons BoE atas gelagat berlanjutnya tekanan kuat biaya dan harga... dengan risiko itu menjadi lebih persisten. 

Dari risalah yang sama didapati sejumlah kecil pembuat kebijakan di BoE bahkan memberikan usul kenaikan suku bunga acuan hingga ke level 1,5 persen. 

Seperti halnya di Amerika Serikat, keputusan BoE dipicu oleh lonjakan inflasi. Angka inflasi di Amerika pada Mei 2022 menembus level 8,5 persen merupakan level tertinggi selama lebih dari empat dekade, sementara di Inggris angka inflasi di level 9 persen adlah yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Inflasi menyambangi hampir seluruh negara di dunia seturut meredanya pandemi Covid-19 yang diikuti pencabutan aneka pembatasan pergerakan, bersamaan dengan lonjakan harga energi dan pangan tersebab perang Ukraina. 

BoE dalam pertemuan pada Kamis memperkirakan ekonomi Inggris akan terkontraksi 0,3 persen pada kuartal kedua 2022 yang berakhir pada 30 Juni 2022, setelah sempat mencatatkan pertumbuhan pada kuartal pertama 2022. 

"Inflasi berisiko menjadi racun lambat bagi perekonomian, BoE mencoba menyiapkan penawar dengan menaikkan suku bunga," kata Susannah Streeter, analis investasi dan pasar senior di Hargreaves Lansdown, seperti dikutip AFP. 

Meski demikian, Streeter berpendapat penawar ini hanya dapat digunakan dalam dosis kecil dalam satu waktu. Hal ini karena menurut dia kondisi ekonomi global memang tengah kepayahan. Dia memperkirakan kenaikan suku bunga acuan masih akan berlanjut. 

Data perekonomian Inggris pada pekan ini mengungkapkan kenaikan pertama angka pengangguran di Inggris sejak 2020, sekalipun masih terkelola di level 3,8 persen yang juga adalah terendah dalam 50 tahun terakhir di tengah rekor tertinggi lowongan pekerjaan dalam pencatatan negara itu. Bersamaan, upah rata-rata di Inggris anjlok dengan laju tercepat dalam satu dekade terakhir.

Rentetan berturut-turut kenaikan suku bunga acuan BoE dimulai pada Desember 2021. Kenaikan suku bunga acuan menjadi 0,1 persen itu dipicu kekhawatiran atas inflasi, setelah dua tahun sebelumnya dipangkas hingga ke level nol persen terkait terpaan Covid-19.

Sejumlah negara mulai pasang kuda-kuda mengantisipasi pergolakan ekonomi selepas era pandemi Covid-19 di tengah situasi perang di Ukraina yang teramat mempengaruhi peta energi dan bahan pangan global. 

Selain Bank Sentral Amerika Serikat yang sudah mendongkrak suku bunga hingga melonjak ke posisi kisaran 1,5-1,75 persen pada Kamis, Bank Sentral Eropa (ECB) telah pula mengumumkan rencana mereka memulai rentetan pengetatan pada Juli 2022. 

Menyusul, Bank Sentral Swiss pun membuat kejutan di luar perkiraan dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Kamis, karena inflasi mereka telah melewati batas 2 persen. 

Di Indonesia, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada Desember 2021 menyatakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Rate (BI7DRR) akan dilepas dari level 3,5 persen jika gelagat telah menguat bahwa inflasi akan melejit. BI7DRR dipatok di level 3,5 persen sejak Februari 2021. 

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Drajad H Wibowo mengatakan soal waktu saja bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuannya di tengah dinamika perekonomian global yang memperlihatkan tren kenaikan inflasi ini. 

Dradjad pun menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Perry dan jajaran pengambil kebijakan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu segera menyikapi kenaikan suku bunga acuan di negara-negara perekonomian utama dunia ini. 

Menurut Dradjad, imbas situasi ini bagi Indonesia bisa meluas, dari urusan utang luar negeri yang bisa naik lagi secara kurs, surat utang yang makin mahal, hingga kurs rupiah terhadap mata uang asing, bila pengetatan moneter negara-negara perekonomian utama sampai memicu aliran uang keluar dari Indonesia. 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

https://money.kompas.com/read/2022/06/16/202117326/bank-sentral-inggris-naikkan-suku-bunga-ke-level-tertinggi-sejak-2009

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke