Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menimbang Keberadaan Aplikasi MyPertamina

Penyaluran BBM bersubsidi jenis solar dan pertalite selama ini memang dianggap lebih banyak salah sasaran.

Berdasarkan data Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, kalangan menengah ke atas ternyata paling banyak mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi, jenis Pertalite dan Solar.

Sedangkan orang miskin dan rentan hanya menikmati sekitar 20 persen BBM subsidi. Maka memberlakukan aplikasi MyPertamina diharapkan bisa mencegah penyaluran BBM bersubsidi salah sasaran.

Apalagi Pemerintah telah mengalokasikan dana yang tidak kecil, sekitar Rp 520 triliun untuk subsidi energi pada tahun 2022.

MyPertamina adalah digital channel Pertamina yang dikembangkan oleh Pertamina, bekerja sama dengan aplikasi LinkAja yang juga dimiliki oleh beberapa Bank Himbara dan Pertamina sendiri.

Fungsi aplikasi MyPertamina sebenarnya hampir sama dengan platform seperti, Gopay, Ovo, Dana, dan sebagainya.

Di mana pengguna bisa membeli beberapa produk buatan Pertamina, termasuk BBM, secara cashless atau non-tunai.

Perkembangan zaman

Setidaknya kebijakan Pertamina membuka aplikasi MyPertamina sebagai salah satu aplikasi alternatif untuk membeli solar dan pertalite sudah sesuai dengan perkembangan zaman.

Menurut riset McKinsey tahun 2019, saat ini layanan perbankan sedang bergeser ke digital. Bahkan nasabah juga sudah mulai memindahkan saldo mereka hingga 50 persen ke layanan digital.

Saat ini telah banyak aplikasi layanan keuangan digital berlomba bekerjasama dengan perbankan, dalam memudahkan transaksi konsumen.

Maka kehadiran MyPertamina dengan menggandeng LinkAja yang dimiliki beberapa bank Himbara untuk transaksi pembelian BBM, adalah sebuah keniscayaan.

Potensi Pertamina menuai banyak keuntungan dari membuka aplikasi MyPertamina pun memang bisa dikatakan lumayan besar.

Mengingat Pertamina memiliki target pasar yang jelas, yaitu pengguna kendaraan bermotor yang berdasarkan informasi Electronic Registration Identification (ERI) Korlantas Polri pada 19 Januari 2022 mencapai 146.165.956 unit.

Apalagi, tingkat konsumsi BBM dari tahun ke tahun memang terus meningkat. Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2021, konsumsi BBM jenis solar mencapai 23,32 juta KL.

Sedangkan bahan bakar minyak jenis Pertalite dikonsumsi sebesar 23 juta KL.

Maka, jika sebagian besar konsumen BBM menggunakan aplikasi ini, maka uang yang masuk ke dalam MyPertamina sangat besar.

Jikapun Pertamina nantinya mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari keberadaan aplikasi MyPertamina itu, adalah suatu yang wajar.

Mengingat selama ini Pertamina kerap menanggung dana kompensasi subsidi yang pada tahun 2022 ini diperkirakan mencapai Rp 324,5 triliun.

Deposit dana dari masyarakat pada aplikasi MyPertamina, bisa menjadi dana cadangan Pertamina apabila pemerintah telat dalam membayar utang kompensasi.

Mengingat hal itu akan memengaruhi reputasi Pertamina dalam mencari investor saat menerbitkan obligasi.

Dan jika peringkat kredit Pertamina turun karena pemerintah terlambat bayar utang, maka Pertamina akan terkena penambahan biaya bunga.

Selain itu, dengan kehadiran aplikasi Mypertamina sebagai aplikasi alternatif pembayaran BBM bersubsidi, diharapkan makin meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat.

Masyarakat harus terus diedukasi untuk mulai menggunakan fintech milik BUMN ini. Apalagi selama ini kementerian atau lembaga sudah mulai menggunakan aplikasi e-money dalam transaksi, pelayanan publik.

Misalnya, Kementrian Perhubungan yang menyediakan pembayaran e-money untuk membeli tiket kapal penyeberangan.

Kemudian PT Garuda Indonesia yang menyediakan penjualan tiket melalui e-money. Itu semua sudah berjalan dan terbukti mempermudah konsumen dalam bertransaksi.

Pemberlakuan transaksi berbasis digital ini setidaknya juga menegaskan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang telah dicanangkan pada 14 Agustus 2014 lalu, demi membawa Indonesia menuju era masyarakat tanpa uang atau Cashless Society.

Pada awalnya pasti akan perlu waktu mendidik masyarakat beralih ke uang digital. Sama halnya ketika dunia memperkenalkan uang sebagai alat transaksi menggantikan skema barter dahulu.

Namun tugas lebih penting Pertamina dalam hal ini adalah bagaimana penerapan sistem berbasis digital MyPertamina, tidak malah menjauhkan masyarakat miskin tanpa akses internet dari kesempatan mendapatkan BBM bersubsidi. Padahal merekalah yang menjadi sasaran utama dalam program ini.

Pertamina perlu memikirkan skema yang lebih sederhana tanpa mengesampingkan kelompok masyarakat miskin yang tidak memiliki akses internet.

Antara lain dengan memastikan membantu masyarakat dalam mendaftar di web registrasi subsidi tepat MyPertamina di beberapa SPBU terdekat.

https://money.kompas.com/read/2022/07/06/141538626/menimbang-keberadaan-aplikasi-mypertamina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke