Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Barang Naik gara-gara Rupiah Melemah, Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat?

Mengutip Bloomberg, Selasa (12/7/2022), pada pukul 17.45 WIB kurs rupiah di pasar spot berada di level Rp 14.995 per dollar AS, semakin nyaris mendekati Rp 15.000 per dollar AS.

Adapun sejumlah produk yang berpotensi mengalami kenaikan harga yakni barang elektronik, otomotif, farmasi, pakaian jadi, hingga produk yang berbahan baku tepung gandum. Produk-produk tersebut diketahui memiliki tingkat impor yang tinggi.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dampak pelemahan rupiah akan terasa pada masyarakat yang mengonsumsi barang-barang impor atau yang sering dikategorikan sebagai barang-barang mewah.

Maka dia memperkirakan depresiasi rupiah cenderung akan berdampak bagi masyarakat kelas menengah ke atas, sementara pada masyarakat awam yang tak suka membeli produk impor, umumnya tidak memiliki dampak yang signifikan.

"Secara umum khususnya masyarakat awam pada dasarnya, tidak perlu khawatir terhadap pelemahan nilai tukar rupiah, terutama bagi masyarakat yang penghasilan dan pengeluarannya dalam rupiah karena tidak memiliki dampak yang signifikan," ujar Josua kepada Kompas.com, Selasa (12/7/2022).

"Masyarakat yang mengonsumsi barang-barang produk lokal pun juga tidak akan terpengaruh," imbuh dia.

Kurangi konsumsi barang impor

Josua menilai, hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi pelemahan rupiah adalah mengurangi konsumsi barang-barang impor.

Sebagai gantinya, bisa beralih mengonsumsi produk-produk lokal atau produk dengan tingkat komponen dalam negeri yang tinggi, karena memang tidak terdampak signifikan terhadap pelemahan rupiah.

Jangan panik, tak hanya rupiah yang melemah

Ia menjelaskan, pelemahan kurs ini tak hanya dialami Indonesia, melainkan oleh banyak negara lainnya.

Pelemahan kurs terjadi karena ekspektasi inflasi yang meningkat di berbagai negara dan diikuti oleh kenaikan suku bunga global, yang kemudian mendorong pelemahan sebagian besar mata uang Asia.

Tidak hanya dari sisi ekspektasi kebijakan moneter global, kata Josua, sentimen risk-off juga mulai meningkat seiring dengan potensi risiko resesi global akibat mulai menurunnya indikator ekonomi negara maju.

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pelemahan rupiah karena rupiah bukanlah satu-satunya mata uang yang melemah terhadap dollar AS, mengingat penguatan dollar terjadi terhadap seluruh mata uang global," jelasnya.


3 cara antisipasi pelemahan rupiah

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyarankan tiga hal untuk masyarakat mengantisipasi pelemahan rupiah.

Pertama, lebih banyak berhemat dan mengatur pengeluaran, serta menjauhi impulsive buying atau pembelian barang karena tren sesaat atau tawaran promo.

Kedua, cari pendapatan sampingan contohnya berjualan menggunakan platform online disela kesibukan.

Ketiga, sisakan dana untuk investasi agar aset tidak tergerus inflasi.

"Contohnya investasi di reksa dana saham mendapat imbal hasil 8 persen, maka ketika inflasi 5 persen akibat pelemahan rupiah masih ada untung secara riil sebesar 3 persen," kata Bhima.

https://money.kompas.com/read/2022/07/13/052000226/harga-barang-naik-gara-gara-rupiah-melemah-apa-yang-bisa-dilakukan-masyarakat-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke