Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

UMKM Kini Bisa Punya Toko Online dengan Belanja Stok Youtap

KOMPAS.com – Bagi sebagian besar usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM), menjalankan usaha dilakukan hanya untuk menghabiskan barang dagangan dan mendapat untung, tanpa memperhatikan aspek pemasaran agar barang yang dijual bisa lebih luas lagi.

Bahkan, pada umumnya UMKM di Indonesia sulit berkembang, salah satu penyebabnya adalah skala pemasaran dan distribusi barang yang masih sempit serta terbatasnya ketersediaan produk yang dijual. 

Dari riset yang dilakukan Delloite Access Economics, sebanyak 36 persen UMKM di Indonesia masih berkutat dengan pemasaran konvensional.

Sementara itu, ada 37 persen UMKM yang hanya memiliki kapasitas pemasaran online mendasar seperti akses komputer dan broadband. 

”Rata-rata UMKM hanya sibuk untuk membuat barang yang diinginkan tanpa tahu akan melemparnya pada target pasar seperti apa,” ujar Analis Pengembangan Bisnis Ritel Divisi Ritel dan UMKM Bank Jateng, Wahyu Toto Waskito, dikutip dari Kompas.id, Minggu (21/11/2021).

Wahyu mengatakan, target pasar perlu dipetakan lebih spesifik agar produk berhasil dijual di pasar. Strategi pemasaran juga mesti dijalankan secara konsisten.

Wahyu menilai, pelaku UMKM tidak lagi bisa berjualan secara langsung dan dituntut menjaring konsumen lebih banyak dengan pemasaran secara daring melalui media sosial (medsos). Produk yang dibuat dengan sasaran pasar spesifik biasanya akan langsung menarik perhatian.

Tak cuma masalah pemasaran usaha, UMKM juga dinilai masih mengalami kesulitan dalam hal distribusi. Seperti diketahui, terhambatnya distribusi barang bisa mengakibatkan keterlambatan pengiriman.

Distribusi yang terhambat juga berpengaruh pada produksi, sehingga pelaku usaha tidak bisa memenuhi permintaan pasar.

Berdasarkan laporan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uversitas Indonesia (UI) berjudul Impact of COVID-19 Pandemic on MSMEs in Indonesia, pembatasan kegiatan membuat UMKM kesulitan mendapatkan bahan baku untuk barang yang dijual.

Bahkan, kendala tersebut berakibat adanya kenaikan harga bahan baku. Hal ini dirasakan mayoritas pelaku usaha, yakni sebesar 75 persen.

Padahal dengan memaksimalkan teknologi, UMKM mampu menghemat biaya, waktu, hingga tenaga dalam mencari bahan.

Baru-baru ini, pelopor platform solusi digital bagi pelaku usaha Youtap merilis solusi baru dari Belanja Stok yang memungkinkan pelaku usaha dapat memasarkan produknya lebih luas lagi.

Jika sebelumnya UMKM dapat membeli stok barang dengan mudah dari mitra terpercaya Youtap, kini para UMKM bahkan bisa juga menjadi supplier bagi UMKM lainnya dengan mudah.

Melalui layanan Belanja Stok, Youtap tidak hanya menawarkan kemudahan membeli stok warung dari mitra supplier dengan harga menarik, tetapi juga menghubungkan dan membuka peluang baru antara satu pelaku usaha ke pelaku usaha lainnya.

Peluncuran solusi baru tersebut merupakan bagian dari komitmen Youtap membangun ekosistem digital bagi pelaku usaha.

Sebelumnya, aplikasi kasir digital ini telah menghadirkan Youtap POS yang menjawab kebutuhan on-the-go para pelaku usaha dalam menerima pembayaran tunai dan nontunai, membuat tampilan katalog produk, hingga mengatur menu delivery maupun take away.

CEO Youtap Indonesia Herman Suharto mengatakan, melalui solusi terbaru tersebut, para UMKM bisa membuka rantai pasok baru yang mudah dan saling memberdayakan antarpelaku usaha.

“Selain supplier berskala nasional, Belanja Stok juga banyak diisi merchant-merchant lokal yang ikut bergabung sebagai supplier lokal di kota domisili mereka masing-masing," ujarnya.

Dia menyebutkan, pertumbuhan transaksi dari supplier lokal tersebut sangat baik. Dari data internal Youtap, jumlah transaksi dari para supplier lokal mengalami peningkatan hingga 34 persen pada Agustus 2022 dibandingkan pada Juli 2022.

Herman menuturkan, dengan melakukan optimalisasi penggunaan teknologi, para pelaku usaha kini bisa semakin bertumbuh dan memenangkan pasar.

Youtap sebagai teman usaha, kata dia, pun siap membantu para UMKM agar bisa meningkatkan penjualannya lebih baik lagi.

"Caranya dengan menjadikan mereka sebagai supplier sehingga usaha per merchant dapat lebih maksimal dengan pemanfaatan teknologi yang tepat guna,” ujarnya.

Saat ini, beberapa mitra besar yang sudah tergabung dalam perkembangan ekosistem Belanja Stok Youtap, yakni Sosro dan JAPFA.

Selain itu, sudah ada lebih dari 100 supplier lokal yang tersebar di lebih dari 38 kota di 7 wilayah Youtap yang sudah merasakan keuntungan dengan berjualan di Belanja Stok.

“Dengan bergabungnya mereka ke ekosistem Youtap, maka mereka dapat terhubung ke lebih dari 300.000 merchant lainnya dimana Paket jualan ataupun produk yang dibutuhkan juga telah dihadirkan di portal Belanja Stok,” ujar Herman.

Untuk lebih jelasnya, berikut keuntungan UMKM atau merchant menjadi supplier Belanja Stok di Youtap.

Keuntungan jadi supplier Belanja Stok 

1. Produk dapat diakses seluruh merchant Youtap

Memiliki 300.000 merchant yang tersebar di 510 kota atau kabupaten, Youtap kini bisa menjadi penghubung antar-UMKM, termasuk menciptakan kemitraan bagi sesama pelaku usaha lainnya.

Kini, produk-produk para merchant Youtap dapat dipasarkan lebih luas, tak terbatas pada lingkup yang biasa mereka tempati.

Langsung dari satu aplikasi, pelaku UMKM dapat dengan mudah memesan stok dan langsung diantar ke lokasi tanpa melalui perantara.

2. Potensi kenaikan penjualan

Keberadaan para pelaku usaha dari berbagai penjuru wilayah yang sudah terdaftar sebagai merchant Youtap otomatis memberikan keuntungan yang cukup menjanjikan.

Sebab, keberadaan Youtap kini mampu menjadi penghubung antara mitra skala kecil dan besar.

Selain itu, biaya produksi bisa lebih hemat karena pelaku usaha mendapatkan promosi dan harga spesial sampai 70 persen ketika berbelanja melalui ekosistem Youtap.

Tidak hanya itu, dengan luasnya ekosistem Youtap, merchant akan semakin mendapatkan peningkatan potensi penjualan barang.

3. Transaksi aman dengan sistem cashless 

Aplikasi Youtap menawarkan sistem pembayaran nontunai atau cashless dengan e-wallet atau m-banking maupun lewat QRIS.

Dengan begitu, pelanggan yang  berbelanja satuan atau belanja grosir online menggunakan aplikasi Belanja Stok akan semakin praktis.

4. Didukung dengan platform pengelolaan produk dan order

Lewat Youtap, merchant atau UMKM bisa belanja kebutuhan usaha lebih praktis dengan membandingkan harga dan memesan lebih mudah dari smartphone.

Layaknya sebuah e-commerce, aplikasi Youtap dilengkapi dengan deskripsi dan informasi ketersediaan stok.

Merchant atau UMKM tinggal memilih jumlah produk yang diinginkan, cek keranjang, lalu bayar secara digital.

5. Fleksibel dalam delivery 

Karena barang yang akan dikirim bersumber langsung dari para merchant, mereka bisa dengan mudah mengatur pengiriman barang kepada para pembeli, baik itu dari kurir toko maupun partner logistik yang tersedia.

Para merchant yang menjadi supplier pun bisa menaruh nominal dari sisi ongkir, tergantung dari jarak.

Jika area pelanggan di luar jangkauan pengiriman, aplikasi stok barang ini akan memberikan notifikasi di luar jangkauan supplier.

Syarat menjadi supplier melalui Belanja Stok

  1. Memiliki produk yang dapat dijual.
  2. Usaha atau bisnis berbentuk perorangan/CV/PT.
  3. Terdaftar sebagai merchant verified Youtap.
  4. Mengisi form pendaftaran.
  5. Melengkapi dokumen persyaratan pendaftaran.
  6. Melakukan pembayaran dengan mendaftarkan melalui tim Youtap.

https://money.kompas.com/read/2022/08/29/123200426/umkm-kini-bisa-punya-toko-online-dengan-belanja-stok-youtap

Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke