Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inflasi AS Capai 8,2 Persen, IHSG Bakal Kembali Melemah?

"Pergerakan masih tertekan pernyataan The Fed yang akan tetap agresif menaikkan suku bunga yang dianggap akan berdampak buruk bagi pasar modal," kata Analis Artha Sekuritas, Dennies Christopher, dalam risetnya, Kamis.

Pelemahan diproyeksi masih berlanjut pada sesi perdagangan Jumat (14/10/2022) hari ini. Rilis data inflasi Negeri Paman Sam pada periode September 2022 berpotensi menjadi sentimen negatif terhadap IHSG.

Berdasarkan data Departemen Tenagakerja AS, indeks harga konsumen (CPI) mengalami peningkatan sebesar 8,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada September lalu. Ini sebenarnya lebih rendah dari Agustus sebesar 8,3 persen secara yoy.

Namun demikian, realisasi tersebut masih lebih tinggi dari prediksi pasar, yakni sebesar 8,1 persen secara yoy. Dengan realisasi tersebut, kenaikan suku bunga The Fed yang agresif diproyeksi kembali terjadi pada November mendatang.

"Investor akan mencermati beberapa rilis data ekonomi dari Amerika Serikat serta tekanan dari aksi jual atas pernyataan The Fed terkait kebijakan suku bunga," ujar Dennies.

Dennies memproyeksi, IHSG bergerak melemah dalam rentang support-resistance 6.844-6.897. Secara lebih luas, indeks saham nasional akan bergerak pada rentang 6.791-6.950.

Menurutnya, secara teknikal candlestick membentuk lower high dan lower low dengan stochastic pada area oversold. Ini mengindikasikan trend pelemahan dengan rentang yang terbatas.


Sementara itu, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya juga mengatakan, saat ini IHSG terlihat masih berada dalam fase konsolidasi wajar dengan pola tekanan yang masih tergolong besar. Indeks saham diprediksi bergerak pada rentang support-resistance 6.872-7.137.

Menurutnya, tekanan yang terjadi dalam pergerakan IHSG saat ini terlihat masih dipengaruhi oleh sentimen dari pergerakan nilai tukar rupiah. Dengan demikian, pola gerak market masih terlihat memiliki potensi bergerak sideways dalam jangka pendek.

"Namun selama support level masih dapat dipertahankan dengan kuat maka momentum fluktuatif harga masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan trading harian," ucap William.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/10/14/062258326/inflasi-as-capai-82-persen-ihsg-bakal-kembali-melemah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke