Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inflasi AS Masih "Panas", Siap-siap Suku Bunga The Fed Naik Lagi

Biro Statistik Tenaga Kerja AS mencatat, pada September lalu terjadi inflasi sebesar 0,4 persen secara bulanan (month to month/mtm). Ini lebih tinggi dari proyeksi pasar dan ekonom di level 0,2 persen secara bulnana.

Bukan hanya pada level bulanan, proyeksi pasar yang meleset juga terjadi pada inflasi secara tahunan (year on year/yoy). Tercatat pada September lalu terjadi inflasi sebesar 8,3 persen secara tahunan, lebih tinggi 0,1 persen dari prediksi pasar di level 8,2 persen.

Namun yang perlu menjadi perhatian ialah inflasi inti AS yang mencapai 6,6 persen secara tahunan. Ini menjadi level yang tertinggi sejak Agustus 1982.

Komponen inflasi inti biasanya menjadi pertimbangan utama bank sentral dalam menentukan arah kebijakan moneter. Pasalnya, inflasi inti berpengaruh terhadap semua kenaikan harga barang dan jasa kecuali dalam sektor makanan dan energi.

"Inflasi telah menjadi seperti kanker. Ini bermula pada satu sektor ekonomi, dan sekarang tengah menyebar secara cepat, menginfeksi sektor ekonomi lainnya," ujar Chief Economist FwdBonds, Christopher S. Rupkey, dilansir dari CNN, Sabtu (15/10/2022).

Jika dilihat secara bulanan, tingkat harga sejumlah komoditas mengalami penurunan. Namun demikian, secara tahunan harga komoditas masih jauh lebih tinggi.

Misal saja harga bensin yang menurun 4,9 persen pada September dibanding bulan sebelumnya, tapi masih lebih tinggi 18,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Mebel mengalami penurunan harga sebesar 0,1 persen secara bulanan, namun masih melesat 10,1 persen secara tahunan.

Proyeksi kenaikan suku bunga The Fed

Dengan tingkat inflasi yang masih tinggi dan melebihi prediksi pasar, tentu saja pasar semakin berekspektasi The Fed kembali menaikan suku bunga acuannya secara agresif pada pertemuan November 2022.

Sebab, pejabat The Fed dalam berbagai kesempatan menekankan komitmennya untuk memerangi inflasi, meskipun perlu "mengorbankan" perekonomian.

Chief Economist Raymond James Eugenio Aleman meyakini, The Fed kembali mengkerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis points (bps) pada pertemuan November 2022. Pengetatan kebijakan moneter yang agresif diprediksi berlanjut hingga akhir tahun ini.

"Saya pikir The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis points pada November dan 50 hingga 75 basis points pada Desember," kata dia.

Menurutnya, jika The Fed menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi dari angka tersebut, maka kondisi perekonomian global akan semakin terpuruk. Ancaman resesi global menjadi semakin nyata.

"Jika The Fed memilih untuk menaikan lebih tinggi dari itu, mereka berpotensi mengirimkan perekonomian ke dalam jurang resesi yang lebih dalam dari ekspektasi kita saat ini," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2022/10/15/090000726/inflasi-as-masih-panas-siap-siap-suku-bunga-the-fed-naik-lagi

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke