Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Pegawai Pamer Gaya Hidup Mewah, Jadi Momentum Perbaikan Kemenkeu

Seruan untuk tidak mematuhi kewajiban membayar pajak dan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan banyak dilontarkan warganet. Hal ini tentu perlu direspons Kemenkeu untuk memulihkan citranya sebagai pengelola keuangan negara.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai ada beberapa permasalahan terkait pengawasan di internal Kemenkeu yang perlu dilakukan perbaikan. Pertama, pengawasan internal Kemenkeu dinilai lemah, sehingga kurang pro aktif melakukan penelusuran terhadap kejanggalan kenaikan harta pegawainya.

Seperti dalam kasus Rafael Alun Trisambodo (RAT), pegawai Ditjen Pajak yang memiliki harta jumbo Rp 56,1 miliar menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 31 Desember 2021.

Rafael sempat mengalami kenaikan harta yang signifikan mencapai Rp 17,86 miliar, hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun. Pada 25 Januari 2013, harta Rafael dilaporkan sebesar Rp 21,45 miliar, lalu melonjak menjadi sebesar Rp 39,34 miliar per 12 Oktober 2015.

Selain itu, terjadi pula kenaikan harta yang signifikan sepanjang 2019-2020. Dalam kurun waktu setahun harta Rafael bertambah Rp 11,35 miliar, dari sebesar Rp 44,27 miliar per 31 Desember 2019 menjadi Rp 55,65 miliar per 31 Desember 2020.

"Harusnya pro aktif untuk audit, kerja sama dengan PPATK (Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) menelusuri aliran uang," ucap Bhima kepada Kompas.com, dikutip Jumat (3/3/2023).

Kedua, sistem whistleblower Kemenkeu dinilai tidak bekerja dengan baik. Whistleblower adalah pelapor atau pengungkap fakta yang tidak terlibat dalam kejahatan yang dia laporkan (bukan termasuk pelaku).

Kemenkeu sendiri sudah memiliki sistem pengaduan tersebut yang disebut Whistleblowing System Kementerian Keuangan (WiSe). Pengaduan bisa dilakukan melalui nomor hotline 134 atau situs www.wise.kemenkeu.go.id.

Bhima bilang, sistem ini bagus karena sesama pegawai bisa melaporkan jika ada kecurigaan terkait harta, suap, dan sebagainya. Namun, ia menilai, sistem ini perlu didorong agar pegawai berani mengadukan kecurigaan di sekitarnya.

"Ini perlu didorong, agar ada keberanian dari pegawai untuk bicara asal buktinya kuat," katanya.

Ketiga, Bhima menilai, perlunya dilakukan evaluasi terhadap rangkap jabatan para pejabat Kemenkeu. Ia bilang, pejabat yang aktif menjadi komisaris atau memiliki bisnis sarat dengan konflik kepentingan.

"Selama ini seolah pemerintah membiarkan pejabat jadi komisaris aktif baik di BUMN maupun perusahaan swasta. Padahal itu menjadi awal masuknya uang yang tidak wajar," ungkap dia.

Menurut dia, kasus yang menyoroti kekayaan dan gaya hidup pegawai Kemenkeu, khususnya Ditjen Pajak, beberapa waktu belakangan ini, berpotensi menurunkan rasio perpajakan (tax ratio).

Lantaran kasus ini muncul di tengah momentum pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dan upaya pemerinah menggenjot rasio pajak agar tidak jatuh di bawah 10 persen. Adapun pada 2022, rasio perpajakan Indonesia tercatat 10,4 persen.

Dia mengatakan, ketika rasio perpajakan turun, akan butuh waktu yang lama untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengambil langkah tegas dalam kasus ini, yakni dengan usut tuntas aliran dana dan aset pejabat yang tidak dilaporkan di LHKPN.

"Jadikan kasus ini menjadi pembelajaran pentingnya transparansi dan etika dari pejabat negara," ucap Bhima.

Terpisah, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah

menilai, di tengah persoalan yang saat ini menyoroti Kemenkeu, khususnya Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai, kedua institusi ini tetap perlu dijaga.

Lantaran, keduanya merupakan pilar penting penopang pendanaan penyelenggaraan negara dan pembangunan nasional. Sebagai gambaran, rata-rata setiap tahunnya, penerimaan pajak dan bea cukai menyumbang lebih dari 70 persen terhadap total pendapatan negara.

Oleh sebab itu, ia berharap, publik tetap proporsional dan objektif dalam melihat keadaan. Selain itu, kinerja para pegawai Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai yang telah bekerja dengan baik tetap perlu diapresiasi.

"Jangan sampai sorotan ini malah membuat kinerja perpajakan, bea dan cukai menurun karena terjadi demotivasi kerja di internal pegawai pajak, bea dan cukai," kata dia kepada Kompas.com.

Menurutnya, dari persoalan saat ini, dapat dimaknai oleh pegawai Kemenkeu untuk mawas diri dan tetap meningkatkan kinerja agar penerimaan negara tetap terjaga di tengah gejolak ekonomi global. Ia bilang, kinerja yang baik akan meruntuhkan keraguan publik terhadap Kemenkeu.

"Tingkatkan kemudahan layanan para tax payer. Kerja yang hebat ini akan meruntuhkan keraguan publik," tutur Said.

https://money.kompas.com/read/2023/03/03/131100726/kasus-pegawai-pamer-gaya-hidup-mewah-jadi-momentum-perbaikan-kemenkeu

Terkini Lainnya

Nasabah Jiwasraya yang Setuju Restrukturisasi ke IFG Life Terus Bertambah

Nasabah Jiwasraya yang Setuju Restrukturisasi ke IFG Life Terus Bertambah

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke