Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menipis, Bulog Sebut Stok Cadangan Beras Pemerintah Tinggal 230.000 Ton

JAKARTA, KOMPAS.com - Stok Cadangan Beras Pemerintah (CPB) kian menipis. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau biasa disapa Buwas mengatakan, saat ini, stok CBP tinggal 230.000 ton.

"Saat ini CBP 230.000 ton," kata Buwas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/3/2023).

Buwas mengatakan, menipisnya stok cadangan beras pemerintah ini bukan disebabkan karena sulitnya menyerap gabah dari para petani, melainkan seiring dengan disiapkannya program bantuan sosial sebanyak 210.000 ton beras.

"Enggak (sulit penyerapan gabah petani), kam stoknya operasi besar," ujarnya.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan, saat ini, pihaknya baru bisa menyerap sebanyak 30.000 ribu ton gabah pada awal musim panen.

"Baru dapat 30.000 ton untuk penyerapan yang sampai dengan saat ini," ucap dia.

Sebelumnya, pemerintah kembali membuka opsi untuk melakukan impor beras sebesar 500.000 ton. Alasannya, untuk menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga beras di pasar.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Menurut Zulkifli, saat ini stok beras di Bulog sekitar 300.000 ton.

"Beras ini, kemaren dipimpin presiden, kapanpun diperlukan kita bisa masuk lagi (impor) 500.000 ton, karena stok Bulog yang 1,2 juta, sekarang kalau enggak salah tinggal 300.000an," kata Zulkifli.

Zulkifli mengatakan, pemerintah tak memiliki pilihan lain dalam menjaga ketersediaan beras selain melakukan impor.

"Walaupun berat, saya ini sebenarnya enggak setuju impor-impor itu, tapi tidak ada pilihan. Kemarin diputuskan kembali 500.000 ton tapi (kita lihat) kapan diperlukan, karena sekarang lagi panen raya," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2023/03/20/164000526/menipis-bulog-sebut-stok-cadangan-beras-pemerintah-tinggal-230.000-ton

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke