COO IDCloudHost Adam Darmanto mengatakan, namun adopsi cloud dapat terhenti karena kurangnya pemahaman perusahaan terkait bagaimana manfaat cloud bagi operasional perusahaan secara luas dalam hal keterlibatan pelanggan, transaksi, dan penyederhanaan operasi.
"Adopsi cloud sering kali gagal atau tidak maksimal karena ketidakjelasan tujuan dari adopsi cloud dan kurangnya kepemimpinan bisnis dalam adopsi cloud dapat membatasi manfaat bagi tim atau pelanggan mereka untuk menjadi lebih produktif," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/3/2023).
Dia menambahkan, perusahaan banyak yang belum sepenuhnya memahami penggunaan layanan cloud. Misalnya, cloud dapat menjadi solusi untuk mengalihdayakan sistem informasi, keahlian tenaga kerja, atau investasi modal.
"Cloud yang berorientasi pada sistem informasi juga dapat berperan sebagai produktivitas enabler, atau ruang kerja untuk kolaborasi tim," jelasnya.
Komputasi awan adalah masa depan dan satu-satunya teknologi yang tepat untuk melakukan transformasi digital dalam rangka memenuhi permintaan pasar, menjaga daya saing dan mengembangkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan di masa depan.
Oleh karenanya, dia bilang, CxO perlu merangkul dan memahami layanan cloud untuk mempercepat transformasi digital di perusahaan. Sebab, transformasi digital merupakan inisiatif besar yang tidak bisa diserahkan kepada divisi IT saja.
"Transformasi digital membutuhkan kepemimpinan CxO. Keterlibatan CxO akan menjamin kesuksesan transformasi digital di perusahaan," ucapnya.
Di sisi lain, nilai pasar komputasi awan di Indonesia dan juga kawasan ASEAN cukup menjanjikan dan diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Pada tahun 2021, nilai pasar cloud di ASEAN mencapai 5,4 miliar dollar AS. IDC melaporkan bahwa angka ini akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 13,8 miliar dollar AS pada 2026.
https://money.kompas.com/read/2023/05/13/220000626/kendala-transformasi-digital-banyak-perusahaan-belum-tahu-manfaat-komputasi