Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemenhub Selidiki Penyebab Rusaknya Genteng Warga akibat Embusan Angin Pesawat di Bandara YIA

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, pihaknya akan berkomunikasi dengan operator Bandara YIA yakni PT Angkasa Pura I (Persero) terkait hal ini.

"Kemenhub akan berkomunikasi dengan AP I sebagai pengelola bandara mengenai tindak lanjut yang diperlukan untuk merespons keluhan masyarakat sekitar," ujar Adita kepada Kompas.com, Minggu (23/7/2023).

Dia memastikan, penyebab rusaknya bangunan warga bukan karena lokasi Bandara YIA yang terlalu dekat dengan permukiman warga.

Pasalnya, ketika bandara dibangun tentu sudah dilakukan kajian terlebih dahulu mengenai lokasi bandara dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

"Untuk bandara YIA kajian ini juga mencakup studi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh gas buang pesawat saat lepas landas dan mendarat," jelasnya.

Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab kerusakan, Kemenhub akan berkoordinasi dengan AP I.

"Maka itu (penyebab kerusakan) yang harus dicari tahu dan sedang kami komunikasikan dengan AP I," tegas Adita.

Angkasa Pura I akan Mengecek Lapangan

Dihubungi terpisah, Stakeholder Relation Manager Bandara Internasional Yogyakarta Ike Yutiane P. mengatakan, AP I akan mendalami pengaduan ini dengan melakukan pengecekan di lapangan.

Pasalnya sebagai operator bandara, AP I bertanggung jawab penuh memastikan fasilitas yang ada di bandara dapat mendukung sepenuhnya operasi pesawat terbang dengan baik dan sesuai dengan ketentuan sehingga mencegah adanya dampak dari operasional pesawat yang dapat menyebabkan kerugian pada masyarakat.

"Mengenai situasi yang dialami warga, perlu pengecekan lebih mendalam terhadap penyebab dan kondisi di lapangan," kata Ike kepada Kompas.com, Minggu.

Saat ini pihaknya sedang membantu menjembatani komunikasi seluruh pihak terkait, berikut dengan langkah-langkah untuk mendukung tindak lanjut atas situasi yang terjadi.

"Atas nama Manajemen PT Angkasa Pura I, kami menyampaikan turut berempati atas situasi yang dialami oleh warga," ucap Ike.


Warga Sekitar Bandara Keluhkan Embusan Gas Buang Pesawat

Pada pemberitaan sebelumnya, embusan gas buang pesawat mendarat berdampak pada warga di sekitar Bandara Udara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beberapa warga di dua RT Pedukuhan Pasir Mendit, Kalurahan Jangkaran, mengaku mengalami kerusakan bangunan akibat embusan keras gas buang itu.

Kerusakan seperti genteng atap rumah dan masjid berhamburan, gapura rusak, pohon kelapa tempat orang menyadap nira bergoyang keras, dan pohon cemara udang tumbang.

"Landing itu buang angin. Anginnya kencang seperti kereta suaranya. Kalau pas kena pohon, banyak daun yang rontok," kata Dukuh (kepala dusun) Pasir Mendit, Nasir Bintoro via telepon, Minggu (23/7/2023).

Dampak yang dirasakan tidak terjadi pada semua pendaratan pesawat. Peristiwa dampak pesawat itu terjadi ketika gas buang mengarah ke pemukiman.

Kerugian tidak sedikit. Seperti di kawasan wisata Mangrove Jembatan Api-api (MJAA), gapura sempat rusak dengan kerugian sekitar Rp 10 juta. Sementara, ada pula laporan warga yang mengalami genteng rumah rontok hingga menimbulkan kerugian Rp 5 juta.

Dukuh Nasir mengungkapkan, pihaknya sudah menyampaikan keluhan ke berbagai pihak, pertama melalui kantor Kalurahan Jangkaran. Keluhan diyakini sudah didengar PT Angkasa Pura I (Persero).

Sayangnya, warga belum merasakan tindak lanjut yang berarti sampai sekarang.

Selain menyalurkan keluhan, warga selama ini belum mengambil sikap apa pun terkait hal ini. Warga mengharapkan solusi terbaik lantaran kerugian yang dialami terbilang besar dan terus berlangsung.

"AP (Angkasa Pura) belum ada respons," kata Nasir.

https://money.kompas.com/read/2023/07/24/060600726/kemenhub-selidiki-penyebab-rusaknya-genteng-warga-akibat-embusan-angin-pesawat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke