Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tantangan CIMB Niaga Menggenjot Pertumbuhan Kredit

Namun, upaya untuk mencapai target pertumbuhan kredit tersebut masih menghadapi tantangan berupa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang masih tinggi.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, hal itu sekaligus berpotensi menggerus rasio pendapatan bunga (net interest margin/NIM) dari perusahaan.

"Loan diharapakan tumbuh terus untuk media pembangunan. Kalau kami tetap mau tumbuh minimal 8 persen, artinya harus menyiapkan likuiditasnya," kata dia dalam acara peresmian Digital Branch di PIK, Jakarta, Jumat (25/8/2023).

Dalam kaitannya dengan likuiditas dari sisi biaya dana (cost of fund), ia memprediksi besarannya tidak akan turun sampai Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan.

Sementara itu, para ekonom menyebut suku bunga acuan baru akan turun di semester II-2024. Dengan demikian, biaya dana (cost of fund) perbankan masih diramalkan tinggi sampai tahun depan.

Lani menjelaskan, saat ini kredit yang disalurkan CIMB Niaga masih relatif rata dengan portofolio tiap-tiap sektor sebesar 30 persen di ritel, komersial, dan korporasi.

Adapun, ia berharap dalam 5 tahun lagi portofolio kredit ritel dan UMKM dapat mencapai 60 persen.

Lebih lanjut, CIMB Niaga juga masih akan melakukan ekspansi bisnis yang fokus pada sektor ritel dan UMKM.

Ia mengakui, saat ini mesin pendorong pertumbuhan CIMB Niaga berasal dari dua sektor tersebut.

"Dalam beberapa tahun ini kami memang mengenjot kembali korporasi, kami cuma ambil yang bagus-bagus," imbuh dia.

Untuk itu, ke depan CIMB Niaga akan lebih banyak menggelontorkan investasi ke sisi ritel dan UMKM, di samping terus mengembangkan digitalisasi layanannya.

"Tentu saja, korelasinya dengan itu adalah data siber dan IT security, itu yang paling penting yang kami investasi," tandas dia.

Sebagai informasi, CIMB Niaga telah menggelontorkan kredit atau pembiayaan CIMB Niaga pada semester I-2023 tercatat Rp 206 triliun, atau tumbuh 8,6 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kredit CIMB Niaga ditopang pertumbuhan bisnis korporat sebesar 13,2 persen secara tahunan dan konsumer yang tumbuh 8 persen secara tahunan

Di sisi lain, CIMB Niaga telah menurunkan rasio gross non-performing loans (NPL) menjadi 2,5 persen pada Juni 2023. Kredit macet atau NPL lebih landai dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,5 persen.

Adapun, total dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp 329,7 triliun pada periode yang sama, dengan rasio current account saving account (CASA) 64,3 persen.

https://money.kompas.com/read/2023/08/25/223000426/tantangan-cimb-niaga-menggenjot-pertumbuhan-kredit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke