Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Konflik di Pulau Rempang, Luhut Harap Xinyi Group Tak "Lari" ke Negara Lain

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap investor asal China, Xinyi Group tidak beralih ke negara lain lantaran adanya konflik di Pulau Rempang.

Justru pemerintah, kata Luhut, sedang mengatasi masalah tersebut saat ini. Hal itu dia ungkapkan dalam pembukaan seremoni Marine Spatial Planning Services Expo, di Jakarta, Selasa (19/9/2023).

"Kita harapkan janganlah, dulu kan kekonyolan kita juga (investor) lari ke tempat lain. Jadi kita sendiri harus instropeksi, apa yang salah. Jadi kita enggak boleh, kalau kita salah, kita harus segera perbaiki," ucapnya.

Xinyi Group, salah satu perusahaan China yang memproduksi kaca dan solar panel berlokasi di Kota Wuhu. Perusahaan tersebut rencananya akan berinvestasi di kawasan industri Rempang Eco City, yang terletak di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Di sana, akan dibangun fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika. Selain itu, jika Rempang Eco City ini selesai pembangunannya, diperkirakan mampu menarik investasi sebesar Rp 381 triliun hingga tahun 2080.

Hal ini lah yang memicu pemerintah berusaha menyelesaikan konflik dengan Warga Pulau Rempang yang enggan direlokasi karena adanya proyek strategis nasional (PSN) tersebut.

"Di Rempang itu ada potensi bagus karena di situ mau dibikin ada solar panel, mau semi konduktor dan sebagainya," kata Luhut.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah berkunjung ke Pulau Rempang sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memintanya untuk selesaikan persoalan konflik.

Pemerintah lanjut dia, akan menyiapkan hunian baru untuk 700 kepala keluarga (KK) yang terdampak pengembangan investasi di tahap pertama di Pulau Rempang.

Rumah tersebut akan dibangun dalam rentang waktu 6-7 bulan. Sementara menunggu waktu konstruksi, warga akan diberikan fasilitas berupa uang dan tempat tinggal sementara.

"Pertama, pemerintah telah menyiapkan tanah seluas 500 meter persegi per Kepala Keluarga. Yang kedua adalah rumah dengan tipe 45 yang nilainya kurang lebih sekitar Rp 120 juta. Dan yang ketiga adalah uang tunggu transisi sampai dengan rumahnya jadi, per orang sebesar Rp 1,2 juta dan biaya sewa rumah Rp 1,2 juta. Termasuk juga dengan tanam tumbuh, keramba ikan, dan sampan di laut. Semua ini akan dihargai secara proporsional sesuai dengan mekanisme dan dasar perhitungannya. Jadi yakinlah bahwa kita pemerintah juga punya hati," katanya pada Senin (18/9/2023).

Bahlil menegaskan rencana investasi di Pulau Rempang, Batam, harus tetap berjalan demi kepentingan rakyat. Menurutnya, investasi tersebut diperlukan untuk menggerakkan roda ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

https://money.kompas.com/read/2023/09/19/154000226/ada-konflik-di-pulau-rempang-luhut-harap-xinyi-group-tak-lari-ke-negara-lain

Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke