Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rhenald Kasali soal "Hustle Culture" Anak Muda

Mengutip laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, hustle culture dapat diartikan sebagai workaholism. Tren tersebut dapat dipahami sebagai upaya seseorang bekerja terlalu keras dan mendorong diri sendiri untuk melampaui batas kemampuan, akhirnya menjadi gaya hidup hingga tidak ada waktu untuk menjalani kehidupan pribadi.

“Hustle Culture sedang melanda dunia ini, terutama kalau kita tinggal di negara yang penduduknya makin padat, kita harus mengejar macam-macam,” kata Rhenald di Jakarta Senin (2/10/2023).

“Anak-anak muda saat ini usia 22-23 tahun sudah sarjana. Dulu saya 25 tahun belum lulus. Jadi, hustle culture ini semakin berat karena kecenderungan manusia membanding-bandingkan diri dengan orang lain,” tambahnya.

Dia menjelaskan, belakangan ini konsep hidup pekerja keras bahkan diiringi oleh perasaan tidak aman (insecure) karena sikap membandingkan yang terlalu berat. Hal ini pun mendorong sikap kepura-puraan di dunia maya.

“Generasi sekarang, membandingkannya itu sudah terlalu berat. Sehingga, banyak kepura-puraan di dunia maya. Orang suka pamer foto misalnya. Saya menilai sepertinya itu bukan punya dia, atau dia cuma numpang foto doang,” jelas Rhenald.

“Banyak juga orang yang bikin profil picture-nya dengan pasangan, padahal sebenarnya hubungannya bermasalah. Hustle culture itu adalah jika membandingkan dirinya ke orang lain, dan dia merasa ketinggalan, lalu buru-buru untuk mengejarnya,” tambah dia.

Rhenald mengatakan, rahasia dari kebahagiaan yang sesungguhnya adalah kemampuan untuk mengendalikah hidup, karier, dan ketika berada di usia muda tentu harus memikirkan bagaimana mempersiapkan masa depan.

Membangun reputasi

“Menjadi kaya atau sejahtera itu, bagaimana step-step dalam mengendalikan hidup kita. Jangan jangka pendek, dan maunya cepat-cepat saja. Karena, kalau menempuh build up reputation. Kalau kita punya itu, money will follows, wealth will follows, and happines will follows,” tegasnya.

Menurut Rhenald, reputasi merupakan upaya membangun kemampuan dan juga kepercayaan. Karena, pada dasarnya percuma memiliki banyak uang, tapi orang lain tidak percaya.

“Saya lihat beberapa orang muda yang kaya, tapi apa iya orang yang berjualan kosmetik bisa membeli private jet? Kalau saya di posisi itu, saya enggak mau beli, karena biaya perawatannya mahal, di samping itu juga akan pajaknya mahal, dan sudah pasti akan dilirik oleh petugas pajak,” ujarnya.

“Jadi yang saya maksud adalah membangun step by step skill pengetahuan dan nama baik, kalau itu sudah tumbuh, itu akan nempel sama kita, dan sulit hilang,” tambah Rhenald.

https://money.kompas.com/read/2023/10/03/101000026/rhenald-kasali-soal-hustle-culture-anak-muda

Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke