Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BUMN Tak Ikut Pasok Senjata ke Negara Konflik

Adapun Defend ID beranggotakan PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad, PT Dahana, dan PT Len Industri. Holding ini salah satunya bergerak dalam produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Direktur Utama Defend ID Bobby Rasyidin mengatakan, perusahaan pelat merah dalam mengekspor produk alutsista memiliki perizinan yang ketat. Ekspor pun harus mendapat perizinan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

"Untuk kita mengekspor, ini betul-betul harus ada perizinan dari Kemenhan untuk mengizinkan. Kalau tidak, kita tidak bisa ekspor," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Ia menjelaskan, pengawasan yang ketat terhadap ekspor alutsista mencakup tujuan negaranya, penggunaannya, termasuk dokumen administrasi terkait Defend ID sebagai produsen.

Selain itu, ekspor alutsista juga harus mengacu pada ketentuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ekspor tak boleh dilakukan ke negara-negara yang konfliknya berkaitan dengan isu kemanusiaan.

Lebih lanjut, menurut Bobby, tidak terlibatnya Defend ID dalam memasok senjata ke negara konflik yang sedang berperang dipengaruhi pangsa pasarnya yang belum besar. Hal ini mengingat Defend ID baru beroperasi sebagai holding selama 1,5 tahun.

"Defend ID ini baru berdiri, baru tahun lalu bulan Maret, baru 1,5 tahun sekarang. Sementara defense company di top 100 itu sudah tua-tua semua, sudah ratusan tahun umurnya. Jadi pasar belum mengenal kita juga," ungkapnya.

Menurut dia, dalam dua tahun terakhir Defend ID hanya mendapatkan kontrak dari negara lain untuk pengadaan kapal militer, namun penggunaannya bukan untuk operasi militer melainkan operasi kemanusiaan. Di antaranya, kapal yang di ekspor ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Filipina.

Bobby menambahkan, persoalan pangsa pasar yang masih kecil ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi Defend ID untuk memperkenalkan ke pasar global kemampuan BUMN asal Indonesia tersebut dalam memproduksi produk-produk pertahanan.

"(Mereka) belum mengenal produk kita seperti apa, dan ini PR kita untuk menjadi top 50 global. Kita harus meningkatkan pasar ekspor," pungkas dia.

https://money.kompas.com/read/2023/10/10/192530926/bumn-tak-ikut-pasok-senjata-ke-negara-konflik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke