Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jurus Fintech Yokke "Mencuil" Pasar Transaksi Digital RI yang Makin Pesat

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan teknologi keuangan (fintech) PT Mitra Transaksi Indonesia (Yokke) perluas kolaborasi demi mencuil pasar transaksi digital di Indonesia yang tumbuh pesat sekaligus memasuki bisnis global.

Kali ini, Yokke menggandeng SB Payment Service, anak usaha SoftBank Corporation, perusahaan penyedia layanan pembayaran yang berbasis di Jepang.

Presiden Direktur Yokke, Niniek S. Rahardja yakin kemitraan ini akan memperkuat dan memberikan nilai lebih bagi industri pembayaran yang sedang berkembang di Indonesia.

Menurut dia, kemitraan ini merupakan penggabungan kekuatan, dari ekosistem solusi pembayaran digital Yokke dengan akses SBPS ke perusahaan global, kompetensi yang unggul, serta teknologi terkini.

"Dukungan dari SBPS akan membuat skalabilitas bisnis kami semakin kuat,” kata Niniek melalui siaran pers, Kamis (12/10/2023).

Lebih lanjut, kemitraan Yokke dan SBPS sejalan dengan misi pemerintah Indonesia yaitu Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang bertujuan menciptakan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan selalu tersedia.

Dengan demikian, memfasilitasi sistem keuangan nasional yang efektif dan efisien di seluruh Indonesia dengan tujuan akhir menciptakan ekosistem masyarakat non-tunai (cashless society).

Bisnis global

SBPS adalah penyedia layanan pembayaran terkemuka di Jepang yang menawarkan layanan pembayaran ke berbagai bisnis e-commerce, baik di dalam maupun di luar berbagai anak perusahaan dan Perusahaan afiliasi SoftBank. Dengan demikian, kerja sama Yokke dan SBPS juga sebagai jembatan menuju bisnis global. 

Jun Shimba, Representative Director & CEO of SB Payment Service Corp. menambahkan, kemitraan ini akan memperkenalkan pasar Indonesia yang berkembang pesat kepada perusahaan-perusahaan Jepang dan memungkinkan mereka untuk tumbuh bersama.

Kemitraan ini, lanjutnya, juga memungkinkan kedua pihak berkontribusi terhadap pengembangan lebih lanjut dengan teknologi canggih dan pengalaman di masa depan.

"Kedepannya, kami berencana memanfaatkan teknologi terkini dan keahlian SBPS dalam pembayaran digital untuk mendorong ekspansi bisnis melalui kerja sama dengan Yokke,” kata Jun Shimba.

Sebagai informasi, volume penanganan pembayaran SBPS untuk tahun fiskal 2022 mencapai sekitar 6,7 triliun yen.

Pasar transaksi digital RI

Indonesia diprediksi menyumbang 42 persen transaksi pembayaran digital di Asia Tenggara pada tahun 2025.

Dari data dari Bank Indonesia, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat dan mendorong aktivitas perekonomian. Hal ini didukung dengan ekspansi ekonomi digital dan kenyamanan sistem pembayaran digital, ditambah dengan pesatnya pertumbuhan perbankan digital.

Yokke dan SBPS melihat hal ini sebagai peluang untuk terus mempercepat pertumbuhan dengan solusi yang lebih inovatif, efektif, dan efisien bagi industri pembayaran Indonesia.

Sebagai informasi, Yokke berdiri sejak 2016 dan telah berkembang pesat dengan melayani lebih dari 350.000 merchant dan lebih dari 20 bank dan lembaga keuangan di seluruh Indonesia.

Yokke mengusung misi untuk memberikan solusi pembayaran yang aman, inovatif, dan ramah pelanggan yang membantu masyarakat mewujudkan impiannya.

Saat ini, Yokke mengelola lebih dari 350.000 EDC dan lebih dari 2.000 pedagang online (e-Commerce). Selain pemeliharaan dasar, Yokke juga memastikan rekan mitranya tumbuh bersama ekosistem Yokke.

https://money.kompas.com/read/2023/10/12/120824326/jurus-fintech-yokke-mencuil-pasar-transaksi-digital-ri-yang-makin-pesat

Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke