Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Pertumbuhan Ekonomi RI di Bawah 5 Persen, Ekonom: Belanja Konsumsi Pemerintah Berubah

Ekonom Pasar Global dan Departemen Keuangan, Divisi Asia Pasifik di Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) Ryota Abe menjelaskan, alasan utama penurunan ini adalah perubahan negatif secara tahunan dan kuartalan pada belanja konsumsi pemerintah.

Ekspor bersih sekali lagi berubah sedikit positif, tetapi ekspor barang dan jasa turun sebesar 4,26 persen secara tahunan.

"Penurunan yang lebih besar dibandingkan kuartal sebelumnya," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (6/11/2023).

Berdasarkan industri, ia menambahkan lini bisnis transportasi dan penyimpanan memimpin dengan kenaikan 14,74 persen secara tahunan.

Sementara lini bisnis akomodasi dan katering yang terkait dengan industri pariwisata, naik 10,90 persen secara tahunan.

Ryota juga menyoroti industri pertambangan yang tumbubh 6,95 persen dan manufaktur yang tumbuh 5,2 persen.

"Menunjukkan pertumbuhan yang tinggi," imbuh dia.

Di sisi lain ia menjabarkan, konsumsi swasta meningkat sebesar 5,06 persen secara tahunan.

Hal tersebut memberikan kontribusi 2,62 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Namun secara kuartalan, angka tersebut turun sebesar 0,45 persen. Ini menjadi penurunan terbesar sejak tahun 2011, kecuali selama masa COVID.

Lebih lanjut Ryota menuturkan, dampak negatif kenaikan harga dan kenaikan suku bunga kebijakan menyebar ke segmen konsumen yang lebih luas.

"Dengan kata lain, daya beli konsumen berpendapatan menengah dan rendah sedang terkikis," ungkap dia.

Berdasarkan pengalaman, terbukti lembaga-lembaga keuangan tidak hanya melakukan pelonggaran, karena beberapa lembaga keuangan memerlukan waktu lebih lama untuk mengambil keputusan pemberian pinjaman.

Mengingat tren perekonomian secara keseluruhan, masuk akal untuk berpikir lembaga keuangan akan memperketat sikap pemberian pinjaman mereka.

Kemudian, Ryota menerangkan, ketika nilai tukar rupiah (IDR) terhadap dollar AS (USD) bertahan di antara Rp 15.000 dan Rp 15.500 per dollar AS, kekhawatiran Bank Indonesia (BI) terhadap nilai tukar akan surut.

Di sisi lain, momentum ekspansi ekonomi juga diperkirakan akan melambat.

"Kami yakin BI kemungkinan akan mulai menyesuaikan kebijakan moneternya terhadap penurunan suku bunga setelah pertemuan pertamanya tahun depan," tutup dia.


Sebagai informasi, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen secara tahunan (year on year/yoy) bearkhir pada kuartal III-2023 setelah bertahan selama 7 kuartal berturut-turut.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) nasional tumbuh 4,94 persen secara yoy pada kuartal III tahun ini.

Realisasi pertumbuhan itu lebih lambat dibanding dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,17 persen secara tahunan.

Meskipun melambat, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menilai, kinerja perekonomian Indonesia masih terjaga di tengah ketidakpastian global.

"Dengan capaian ini ekonomi Indonesia tetap terjaga solid dan tumbuh positif," kata dia, dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

https://money.kompas.com/read/2023/11/06/185743126/penyebab-pertumbuhan-ekonomi-ri-di-bawah-5-persen-ekonom-belanja-konsumsi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke