Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bos Bank Sentral AS: Perjalanan Turunkan Inflasi Masih Panjang...

Pidato yang dilakukan sepekan usai bank sentral mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil, Powell mengatakan di hadapan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington DC, bahwa masih banyak upaya yang perlu dilakukan dalam upaya meredam tingkat inflasi, dan juga melawan tingginya harga minyak.

“Komite Pasar Terbuka Federal berkomitmen untuk mencapai kebijakan moneter yang cukup ketat untuk menurunkan inflasi hingga 2 persen seiring berjalannya waktu, kami tidak yakin bahwa kami telah mencapai sikap seperti itu,” katanya dalam pidato tersebebut, Kamis (9/11/2023) waktu setempat.

Saat ini, inflasi masih jauh di atas target jangka panjang The Fed tetapi juga jauh di bawah tingkat puncaknya pada paruh pertama tahun 2022. Dalam serangkaian atau 11 kenaikan suku bunga yang merupakan pengetatan kebijakan paling agresif sejak awal tahun 1980-an, komite mengambil keputusan suku bunga acuannya dari mendekati nol hingga kisaran target 5,25 persen hingga 5,5 persen.

Kenaikan tersebut seiring dengan indikator acuan The Fed, yaitu indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, yang turun ke tingkat tahunan sebesar 3,7 persen, dari 5,3 persen pada bulan Februari 2022. Powell mengatakan bahwa inflasi berada jauh di atas yang diharapkan oleh The Fed dan menggambarkan kebijakan selanjutkan akan sangat membatasi.

“Saya dan rekan-rekan saya merasa bersyukur dengan kemajuan ini, namun kami memperkirakan bahwa proses untuk menurunkan inflasi secara berkelanjutan hingga 2 persen masih memerlukan perjalanan panjang,” ujarnya.

“Kami akan terus melakukan hal ini sampai kami berhasil. The Fed fokus pada apakah suku bunga perlu dinaikkan dan berapa lama suku bunga perlu tetap tinggi,” lanjut dia.

Saham-saham mengalami pelemahan usai pidato tersebut, dengan Dow Jones Industrial Average turun hampir 200 poin. Imbal hasil Treasury AS melonjak lebih tinggi setelah mengalami penurunan selama hampir tiga minggu terakhir. Sebagian lainnya meningkat setelah lelang obligasi 30 tahun yang mendapat sambutan buruk.

“Ketua The Fed, Powell mengeluarkan peringatan kepada investor yang terlalu khawatir terhadap prospek penurunan suku bunga tahun depan,” kata kepala ekonom di LPL Financial Jeffrey Roach mengutip CNBC.

“The Fed akan setia pada mandatnya dan menaikkan suku bunga lebih lanjut jika inflasi kembali meningkat,” tambah Roach.

Roach mengatakan, apa yang disampaikan Powell dalam pidatonya baru-baru ini, menekankan bahwa The Fed tetap harus berhati-hati karena ada risiko dalam kenaikan suku bunga, seperti kenaikan imbal hasil Treasury.

“Jika diperlukan pengetatan kebijakan lebih lanjut, kami tidak akan ragu untuk melakukannya,” kata Powell.


Powell menekankan, pihaknya akan bergerak dengan sangat hati-hati, sehingga memungkinkan The Fed mengatasi risiko akibat pengetatan yang berlebihan. Di sisi lain, Powell menegaskan bahwa kebijakan moneter secara umum berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan The Fed.

Pasar sebagian besar yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga. Menurut CME Group, kurang dari 10 persen kemungkinan bahwa FOMC akan menyetujui kenaikan suku bunga akhir pada pertemuan 12-13 Desember, meskipun anggota komite pada bulan September memperkirakan kenaikan tambahan seperempat poin persentase sebelum pertemuan tersebut.

Para investor mengantisipasi, The Fed akan mulai melakukan pemotongan suku bunga tahun depan, dan diperkirakan akan terjadi sekitar bulan Juni. Powell sejauh ini mencatat kemajuan yang telah dicapai perekonomian. Produk domestik bruto meningkat pada laju tahunan yang “cukup kuat” sebesar 4,9 persen pada kuartal ketiga.

Namun, Powell memperkirakan akan terjadi pertumbuhan moderat di kuartal-kuartal mendatang. Dia menggambarkan perekonomian pada tahun 2023 sebagai sesuatu yang “luar biasa” mengingat adanya konsensus luas bahwa resesi tidak dapat dihindari. Di sisi lain, tingkat pengangguran tetap rendah, meskipun telah meningkat setengah poin persentase tahun ini, sebuah langkah yang umumnya dikaitkan dengan resesi.

“The Fed berhati-hati bahwa pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan dapat melemahkan upaya melawan inflasi dan ini memerlukan respons dari kebijakan moneter,” lanjut Powell.

Ia juga menunjukkan bahwa perbaikan dalam rantai pasok telah membantu meringankan tekanan inflasi, namun masih belum jelas berapa banyak lagi yang bisa dicapai dengan perbaikan tambahan di sisi pasokan. Ke depan, Powell menambahkan bahwa pihaknya mungkin akan mencapai kemajuan dalam menurunkan inflasi.

https://money.kompas.com/read/2023/11/10/073000526/bos-bank-sentral-as--perjalanan-turunkan-inflasi-masih-panjang-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke