Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menganalisis Keterkaitan Inflasi, Indeks Keyakinan Konsumen dan IHSG

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2023 sebesar 123,6, turun dibandingkan Oktober sebesar 124,3. Meskipun demikian, secara keseluruhan IKK masih berada dalam zona optimistis (indeks masih di atas 100).

IKK merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keyakinan konsumen atas kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan tingkat ekspektasinya terhadap ekonomi Indonesia pada masa depan.

Angka IKK dapat memprediksi keputusan konsumen, khususnya dari sisi spending dan saving. IKK dihitung dari rata-rata Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

IKE merupakan indeks tentang persepsi konsumen pada kondisi perekonomian saat ini. Sementara IEK merupakan indeks ekspektasi konsumen pada kondisi perekonomian waktu mendatang.

Masing-masing indeks tersebut dihitung dari rerata Indeks Penghasilan Saat Ini, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja.

Angka IKK dapat melebihi angka 100, tetapi dapat juga kurang dari angka 100. Angka IKK di atas 100 mengindikasikan respons positif dan optimistis dari responden lebih banyak dibandingkan respons pesimistis dan negatifnya.

Sebaliknya angka IKK kurang dari angka 100 mengindikasikan respons negatif dan pesimistis dari responden lebih banyak dibandingkan respons positif dan optimistis.

IKK merupakan informasi penting dan bermanfaat bagi banyak pihak seperti pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan perusahaan.

IKK menjadi indikasi dini arah pergerakan konsumsi di skala rumah tangga. Pemerintah dan BI menggunakan informasi IKK untuk bahan pengambilan keputusan terkait kebijakan dan program ekonomi pada masa depan seperti tarif pajak dan suku bunga.

Sementara perusahaan menggunakan informasi IKK untuk bahan pengambilan keputusan tentang rencana skala usaha pada masa yang akan datang.

Hal ini karena IKK memberikan informasi tentang prediksi kegiatan ekonomi masyarakat khususnya skala rumah tangga ke depan seperti kegiatan konsumsi, tabungan dan investasi.

Angka IKK dapat naik dan bertahan pada zona optimistis atau turun ke zona pesimistis. Naik turunnya angka IKK dipengaruhi beberapa faktor antara lain tingkat inflasi.

Tingkat inflasi yang tinggi dapat menurunkan daya beli masyarakat. Ini dapat ditandai dengan beralihnya minat konsumen untuk berbelanja dari barang-barang sekunder dan tersier ke barang-barang primer.

Masyarakat konsumen cenderung memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok seperti bensin dan bahan pangan.

Hal ini kemudian menurunkan tingkat keyakinan atas kondisi beberapa sektor perekonomian seperti pendapatan, kemampuan pembelian barang tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja.

Untuk itu, agar IKK selalu tetap berada pada zona optimistis, pemerintah perlu memastikan inflasi terkendali, khususnya pada rentang sasaran yang ditetapkan, yaitu 3 persen plus minus 1 persen.

Terkait hal ini, pemerintah sebenarnya sudah melakukan banyak hal, seperti membentuk TPIP dan TPID, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Tim-tim ini selalu berkoordinasi dan sinergi guna mengendalikan gejolak harga.

Melakukan penguatan cadangan pangan khususnya beras guna menjaga ketersediaan pasokan pangan. Pemerintah juga membuat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui penyaluran beras medium.

Informasi IKK juga memberi dampak pada berbagai bidang perekonomian seperti aliran modal asing, kurs mata uang dan kinerja IHSG.

IKK yang berada pada zona optimistis menggambarkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian suatu negara saat ini dan prospeknya pada masa yang akan datang masih tinggi.

Kepercayaan ini kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan seperti konsumsi dan investasi.

Contoh kegiatan investasi tersebut antara lain investasi finansial berupa pembelian saham. Hal ini ditandai dengan menguatnya beberapa indeks harga saham.

Sebagai contoh BI merilis bahwa IKK pada Juni 2023 terjaga dalam zona optimistis, yakni berada pada level 127,1.

Rilis ini kemudian direspons positif oleh investor yang ditandai dengan menguatnya sejumlah indeks saham antara lain IHSG dan LQ45.

Pada saat itu (Selasa, 11 Juli 2023), IHSG dibuka menguat 0,14 poin atau 0,002 persen ke posisi 6.731,18. Sementara Indeks LQ45 naik 2,42 poin atau 0,26 persen ke posisi 951,58.

https://money.kompas.com/read/2023/12/18/100201326/menganalisis-keterkaitan-inflasi-indeks-keyakinan-konsumen-dan-ihsg

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke