Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Kendala Pembangunan Jalur Ganda di Lokasi Kecekaan KA Turangga

KOMPAS.com - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo menyebut kendala pembangunan rel jalur ganda (double track) di petak lokasi kecelakaan KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya adalah pembebasan lahan.

Didik mengatakan, dalam proyek jalur ganda ini, PT KAI juga meningkatkan sistem persinyalan.

Pembangunan jalur ganda ini dilakukan di seluruh wilayah jalur KA di Bandung Raya. Targetnya, proyek ini rampung pada semester 1 tahun 2024.

"Kendala memang pembebasan lahan. Jadi double track ini, termasuk peningkatan sistem persinyalan yang tadi mekanik elektrik, ini jalur di Bandung untuk double track semester 1 ini selesai semua tinggal satu petak lagi, jadi Juni insya Allah selesai," tutur Didik dikutip dari Antara, Sabtu (6/1/2024).

Sebagai informasi saja, kecelakaan kereta api terjadi antara Kereta Api Turangga (Surabaya-Bandung) dan Kereta Api Commuter Line Bandung Raya (Padalarang-Cicalengka) di petak jalan antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka pada Jumat (5/1/2024) sekitar pukul 06.00 WIB.

Dalam kecelakaan ini, PT KAI melaporkan ada empat korban meninggal dunia, yang terdiri atas masinis, asisten masinis, pramugara, dan Polsuska yang tengah bertugas di kereta.

Kemudian, sedikitnya 33 orang mengalami luka-luka dan dibawa ke empat rumah sakit terdekat yakni RSUD Cicalengka, Rumah Sakit Edelweis, Rumah Sakit AMC, dan RS Santosa untuk mendapat perawatan.

PT KAI juga mengatakan bahwa sejumlah perjalanan kereta api via Daerah Operasional (Daop) 2 Bandung direkayasa untuk memutar ataupun dibatalkan imbas kecelakaan tabrakan kereta ini.

Evakuasi dua kereta api nahas tersebut, disebut oleh PT KAI, telah berhasil dilakukan pada Sabtu dini hari dan telah dinormalisasi serta dinyatakan aman oleh tim Jalan dan Jembatan Daop 2 Bandung pada pukul 06.30 WIB.

Kemudian jalur KA dilakukan ujicoba dengan dua lokomotif dengan kecepatan 5 km/jam pada pukul 07.28 WIB, yang artinya jalur tersebut kini telah dapat dilewati dengan kecepatan terbatas.

Pentingnya jalur ganda

Sementara itu, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyebut perlunya untuk segera dirampungkan pembangunan jalur rel ganda atau double track agar menekan potensi kecelakaan antara kereta api.

Dalam kasus tabrakan antara KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya, kedua kereta tersebut saling bertabrakan tepat di lintasan satu jalur rel atau single track dan menyebabkan 4 orang korban meninggal dunia.

Djoko mengatakan, jalur single track memang cukup rawan terjadinya kecelakaan kereta api. Sebab jalur tunggal tersebut memungkinkan kereta api dapat berjalan dari kedua arah.

"Pemerintah harus menyegerakan untuk double track agar menghindari tadi (tabrakan antara KA). Ya, karena selain peningkatan kapasitas juga menghindari human error seperti ini," ujarnya dalam wawancara di Kompas TV.

Ia menuturkan, saat ini pemerintah memang tengah mendorong pembangunan double track di seluruh ruas atau perlintasan KA di Pulau Jawa. Menurutnya, realisasi jalur kereta double track di Pulau Jawa belum 100 persen.

Seperti jalur yang membentang sepanjang Jakarta-Surabaya saat ini sudah terbangun double track sejak 2014 lalu. Lalu jalur yang membentang dari Cirebon-Purwokerto-Kroya-Yogya-Solo-Madiun-Jombang sudah double track sejak 2020.

Namun untuk jalur yang membentang sepanjang Jombang-Mojokerto- Wonokromo-Surabaya pembangunan double track-nya masih berproses. Djoko menyebut kemungkinan progres pembangunannya baru mencapai 80 persen.

"Jadi untuk meminimkan kecelakaan makanya dibuatlah double track," kata Djoko.

SOP kereta

Dirut KAI Didik Hartantyo menyatakan bahwa pihaknya meningkatkan Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai pengoperasian kereta di jalur antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka yang menjadi lokasi kecelakaan tabrakan kereta.

Ia mengatakan peningkatan itu adalah menekankan dijalankannya dengan baik mengenai warta KA yang dilakukan oleh Pengatur Perlintasan Kereta Api (PPKA) sebagai sinyal aman atau tidaknya perjalanan kereta api.

"Sementara ini kami melakukan pengoperasian dengan warta KA karena dengan kejadian kemarin, maka kita tingkatkan SOP mengenai prosedur operasional antara Cicalengka dan Haurpugur," kata Didiek.

"Setelah evakuasi kereta selesai dilakukan pada dini hari tadi, dilanjutkan perbaikan atas sarana karena ada bantalan-bantalan yang bergeser. Saat ini sudah normal dengan kecepatan terbatas 5km/jam," tuturnya lagi.

Dengan tersambungnya kembali jalur tersebut, operasi Commuter Line Bandung Raya kini bisa sampai stasiun terakhirnya di Stasiun Cicalengka, dan stasiun tersebut telah melayani naik turun penumpang kembali.

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan KA Commuterline Bandung Raya nomor 352 merupakan yang pertama yang menuju Stasiun Cicalengka, dengan pemberangkatan dari Stasiun Padalarang pukul 09.20 WIB dan tiba di Stasiun Cicalengka pukul 12.43 WIB.

"Saat ini petugas terkait juga masih terus melakukan upaya-upaya normalisasi jalur dan operasional perjalanan seluruh KA pada lintas Cicalengka dan Rancaekek sehingga kembali normal. Seluruh pengguna Commuter Line diharapkan selalu mengikuti arahan petugas di stasiun maupun di dalam perjalanan kereta," tutur Anne.

https://money.kompas.com/read/2024/01/06/223256826/ini-kendala-pembangunan-jalur-ganda-di-lokasi-kecekaan-ka-turangga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke