Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, nilai tersebut meningkat 1,89 persen dari bulan sebelumnya (month to month/mtm) sebesar 22 miliar dollar AS. Kenaikan terjadi pada ekspor komoditas migas dan non migas, masing-masing menjadi 1,48 miliar dollar AS dan 20,93 miliar dollar AS.
"Kenaikan nilai ekspor bulan Desember ini didorong peningkatan ekspor non migas terutama golongan bahan bakar mineral," ujar dia, dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).
Meskipun demikian, jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy) nilai ekspor RI kembali tercatat menurun. Pudji menyebutkan, nilai ekspor RI pada pengujung tahun lalu susut 5,76 persen dari 23,78 miliar dollar AS pada Desember 2022.
Kontraksi tersebut utamanya disebabkan oleh koreksi ekspor non migas yakni sebesar 6,23 persen. Sementara itu, ekspor migas tercatat meningkat sebesar 1,45 persen.
Pudji menyebutkan, sejumlah komoditas yang memicu penurunan ekspor secara tahunan di antaranya barang bahan bakar mineral (turun 16,49 persen), lemak dan minyak hewan nabati (turun 23,42 persen), hingga nikel dan barang daripadanya (turun 30,44 persen).
Berlanjutnya tren penurunan nilai ekspor secara tahunan selaras dengan terkoreksinya harga komoditas ekspor unggulan RI. Misal saja, harga minyak kelapa sawit yang terkoreksi 13,49 persen secara yoy, batu bara ambles 62,60 persen, nikel turun 43,13 persen, hingga gas alam anjlok 54,09 persen.
"Harga komoditas unggulan secara umum mengalami penurunan," ucap Pudji.
https://money.kompas.com/read/2024/01/15/120500226/nilai-ekspor-ri-susut-576-persen-imbas-anjloknya-harga-komoditas