Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terlalu Fokus Beras, Harga Komoditas Lain Mengganas

Catatan peristiwa awal tahun ini, memiliki dampak yang bisa diperhitungkan, tetapi sulit ditanggulangi.

Ada dua situasi musiman terjadi secara bersamaan, yaitu El Nino hingga anomali cuaca saat curah hujan yang tinggi ditambah peningkatan permintaan karena suasana Ramadhan. Faktor musiman ini memperparah peningkatan harga komoditas selain beras.

Kenaikan harga selain beras

Selain beras, ada sepuluh komoditas yang harganya naik menjelang Ramadhan. Menurut Sistem Informasi Pemantauan harga bahan pokok dan stok di pasar pantauan (SP2KP), cabai, telur ayam ras, dan daging ayam ras mengalami kenaikan.

Hal ini sejalan dengan catatan BPS pada inflasi Februari 2024, cabai merah dan daging ayam ras memiliki andil pada lima komoditas tertinggi, baik secara bulanan maupun tahunan.

Sementara telur ayam ras memiliki andil tertinggi setelah cabai merah secara bulanan.

Sebagai gambaran, BPS mencatat pada Februari 2024 dari bulan ke bulan, cabai merah mengalami inflasi pada Februari 2024 sebesar 17,78 persen menyumbang andil sebesar 0,09 persen.

Kenaikan harga cabai merah di tingkat eceran sejalan dengan kenaikan harga di produsen pedesaan dan grosir. Produsen perdesaan naik sebesar 4,56 persen, tingkat grosir naik sebesar 16,01 persen, hingga eceran sebesar 17,78 persen.

Menurut data SP2KP Kementerian Perdagangan, harga cabai merah sebesar Rp 55.359, lebih tinggi dari kondisi Januari sebesar Rp 53.445.

Cabai merah mengalami kenaikan harga di 230 kabupaten/kota dan penurunan di 110 kabupaten/kota.

Pada Februari, disparitas harga cabai merah cukup besar. Harga cabai merah di 41 persen kabupaten/kota memiliki harga lebih tinggi dari harga rata-rata nasional, namun 45 persen wilayah memiliki harga di bawah rata-rata nasional. Sisanya kurang lebih sama dengan rata-rata nasional.

Telur dan daging ayam ras turut memberikan andil terhadap inflasi umum masing-masing sebesar 0,04 persen dan 0,02 persen. Harga telur ayam ras naik 1,09 persen dibandingkan dengan Januari 2024.

Menurut data SP2KP Kementerian Perdagangan, harga telur ayam ras sebesar Rp 30.118, lebih tinggi dari kondisi Januari sebesar Rp 29.795.

Harga telur ayam mengalami kenaikan harga di 182 kabupaten/kota dan penurunan di 110 kabupaten/kota. Di M3 Februari 2024, ada sekitar 23 persen seluruh kabupaten/kota yang harga telur ayam ras lebih tinggi dari rata-rata nasional, sisanya sama atau lebih rendah dari rata-rata nasional.

Sementara daging ayam ras naik 5,59 persen dari Rp 37.600 menjadi Rp 39.700. Jika dilihat sebaran harganya, daging ayam ras tertinggi di Papua Barat sebesar Rp 55.000 dan terendah di Sulawesi Selatan sebesar Rp 30.000.

Kenaikan harga telur dan daging ayam ras akibat pakan ternak yang naik ugal-ugalan sejak 2023, diperparah dengan efek afkirnya induk ayam yang sudah tidak produktif dan faktor cuaca ekstrem.

Biaya produksi dari komponen pakan juga terus membebani para peternak. Kenaikan pakan ternak 0,36 persen, jagung Pipilan sebesar 0,80 persen, bekatul sebesar 0,04 persen, hingga bungkil sebesar 0,22 persen.

Di samping itu, masih ada komoditas lain yang harganya meningkat. Menurut SP2KP pada periode 2 Februari hingga 8 Maret, cabai rawit merah naik 36,28 persen atau naik dari Rp 46.300 menjadi Rp 63.100.

Cabai merah keriting naik 25,41 persen atau naik dari Rp 49.200 menjadi Rp 61.700. Cabai merah besar naik 21,54 persen atau naik dari Rp 57.100 menjadi Rp 69.400.

Minyak goreng sawit curah naik 2,63 persen atau naik dari Rp 15.200 menjadi Rp 15.600. Bawang putih honan naik 1,50 persen atau naik dari Rp 40.100 menjadi Rp 40.700.

Minyakita naik 1,30 persen atau naik dari Rp 15.400 menjadi Rp 15.600. Gula Pasir Kemasan naik 1,07 persen atau naik dari Rp 18.700 menjadi Rp 18.900.

Kenaikan beberapa komoditas ini ritual rutin setiap Ramadhan dan setiap musim curah hujan tinggi.

Setiap periode Ramadhan, terdapat beberapa komoditas yang rutin mengalami kenaikan harga. Ada beberapa komoditas makanan yang perlu diwaspadai sering muncul mengalami kenaikan pada Ramadhan dan Idul Fitri, di antaranya daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, hingga minyak goreng.

Sementara, komoditas pangan dan hortikultura bervariasi tergantung dari musim panen hingga bahan bakar.

BPS mencatat inflasi akibat kenaikan permintaan di periode bulan Ramadhan dan Idul Fitri mulai terjadi sebelum Ramadhan.

Inflasi tersebar di beberapa bulan dan akan turun lagi setelah Idul Fitri karena permintaan kembali normal. Pada momen Ramadhan dan Idul Fitri, tekanan inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi relatif meningkat.

Sementara itu, setiap awal tahun pada lima tahun terakhir, ada beberapa komoditas dorongan inflasi awal tahun. Selain beras, ada komoditas yang memberikan andil inflasi, yakni cabai merah, cabai rawit, ikan segar, bawang merah.

Kenaikan komoditas ini menjadi ritual rutin, saat curah hujan tinggi yang berdampak pada tingginya kegagalan panen dan nelayan tidak melaut. Untungnya, kedua siklus rutinan ini tidak jadi diperparah kenaikan harga BBM.

Upaya pengendalian

Pemerintah perlu menjaga pasokan, supaya harga barang kebutuhan pokok tidak berfluktuasi, menggerus daya beli, mendorong inflasi, hingga memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Dari sisi pasokan, pengendalian harga hampir tak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Memastikan ketersediaan stok khususnya untuk komoditas pangan, memastikan kelancaran distribusi pasokan yang merata di seluruh wilayah, melakukan kegiatan operasi pasar untuk memastikan keterjangkauan harga, melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak panic buying menjelang Idul Fitri.

Sementara, upaya lain belum terlihat signifikan, seperti membuat rantai pasok lebih pendek, membuat masa panen lebih pendek lebih dari tiga kali dalam setahun, serta pemenuhan varietas baru yang lebih berdaya saing.

Akhirnya, perkembangan harga komoditas di 2024 tidak akan berbeda dengan kondisi El-Nino diiringi anomali cuaca seperti tahun 2012.

Jika kondisi ini berulang, maka bisa jadi dampaknya lebih mengkhawatirkan karena konsumsi terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Ujungnya ketergantungan impor akan menjadi masalah yang semakin sulit terelakkan.

https://money.kompas.com/read/2024/03/12/070736526/terlalu-fokus-beras-harga-komoditas-lain-mengganas

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke