Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Laba Bersih Harita Nickel Naik 20 Persen Jadi Rp 5,62 Triliun pada 2023

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel, mengumumkan capaian keuangannya untuk periode tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Di tengah tantangan global, seperti penurunan harga nikel dan ketidakpastian ekonomi secara makro, Harita Nickel tetap mencatatkan pertumbuhan, didorong oleh peningkatan produksi dan efisiensi operasional.

Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk Roy Arman Arfandy mengatakan, pada tahun 2023, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berada di angka Rp 5,62 triliun, meningkat dari Rp 4,67 triliun di tahun sebelumnya dan bertumbuh 20 persen.

“Pertumbuhan ini mencerminkan pengelolaan operasional yang efektif dan pertumbuhan yang stabil di tengah pasar yang fluktuatif, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) untuk laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai 170 persen sejak tahun fiskal 2020,” ujar Roy dalam siaran pers, Selasa (2/4/2024).

Selain itu, Harita Nickel secara keseluruhan di tahun 2023, mencatat pendapatan sebesar Rp 23,86 triliun atau naik 149 persen dari tahun sebelumnya dan laba kotor sebesar Rp 8,28 triliun atau naik 77 persen dibanding tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan ini juga turut didorong oleh peningkatan volume penjualan yang lebih tinggi dari bisnis pemrosesan bijih nikel.

Ini termasuk smelter baru PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), yang merupakan fasilitas peleburan saprolit (bijih nikel kadar tinggi) berbasis pirometalurgi (RKEF) yang menghasilkan feronikel, dan lini produksi tambahan dari PT Halmahera Persada Lygend (HPL), fasilitas pemurnian limonit (bijih nikel kadar rendah) berbasis hidrometalurgi (HPAL) untuk menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik.

Dari lini bisnis pertambangan, Harita Nickel mencatat kenaikan volume penjualan bijih nikel sebesar 98 persen, atau mencapai 15,38 juta wmt (wet metric ton) dibanding 7,77 juta wmt pada tahun 2022.

Ini terdiri dari saprolit sebanyak 6,30 juta wmt, naik 235 persen dari 1,88 juta wmt, dan limonit sebanyak 9,08 juta wmt, naik 54 persen dari 5,89 juta wmt.


Sedangkan dari lini bisnis pengolahan dan pemurnian nikel, Harita Nickel juga membukukan peningkatan produksi feronikel sebesar 300 persen pada 2023, dari 25.372 ton di 2022 menjadi 101.538 ton di 2023.

Kemudian, kenaikan produksi MHP (mixed hydroxide precipitate), yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik, sebesar 50 persen, dari 42.310 ton di 2022 menjadi 63.654 ton di 2023.

Hal ini mencerminkan fokus strategis perusahaan untuk memperluas kemampuan produksinya dan memperkuat posisi di pasar.

"Di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan sepanjang tahun 2023, Harita Nickel tetap berupaya untuk mempertahankan pertumbuhan,” jelas dia.

Komitmen Harita Nickel terhadap keunggulan operasional dan inovasi memainkan peranan penting dalam mengoptimalkan proses produksi, mengurangi biaya dan mendorong pertumbuhan.

Perluasan kemampuan produksi yang strategis ini memungkinkan Harita Nickel memenuhi permintaan nikel yang masih terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik.

Salah satunya adalah fasilitas pemurnian limonit kedua dengan teknologi HPAL dari Obi Nickel Cobalt (ONC) yang diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun ini.


https://money.kompas.com/read/2024/04/02/144600126/laba-bersih-harita-nickel-naik-20-persen-jadi-rp-5-62-triliun-pada-2023

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke