Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Mempersiapkan Biaya Nikah yang Tepat

Ternyata, M melakukan tindakan itu karena butuh biaya pernikahan. M berniat menikahi pacarnya pada bulan April 2024, tetapi belum memiliki dana untuk menggelar hajatan.

Belajar dari kasus tersebut, sebenarnya bagaimana cara yang tepat untuk mengatur dana pernikahan?

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho mengatakan, pada dasarnya biaya pernikahan itu murah, jika tak berencana membuat resepsi yang besar. Sebab, yang terpenting tercatat secara resmi oleh negara.

"Jadi dateng ke KUA (Kantor Urusan Agama) saja, yang penting sah, enggak usah pakai resepsi, sudah selesai urusan, resmi jadi suami istri," ujarny saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/4/2024).

Meski begitu, Andy menyadari, tak banyak pasangan yang ingin menikah sebatas akad atau pemberkatan saja. Banyak pasangan yang ingin membagikan kabar gembira pernikahan mereka dengan mengadakan resepsi.

Andy bilang, hal pertama yang perlu ditetapkan adalah waktu menikah. Membuat estimasi waktu menikah sangat diperlukan untuk memastikan seberapa lama waktu yang tersedia untuk mengumpulkan biaya.

"Misalnya rencana menikah tahun depan, yah disiapkan bujetnya dari sekarang, atau misalnya dua tahun lagi, atau tiga tahun. Jadi estimasi berapa lama mau menikah," kata dia.

"Dari situ kemudian mulai menabung, tergantung dari berapa besaran kira-kira biaya yang diperlukan," imbuh Andy.

Setelah menetapkan estimasi waktu, biaya menikah pun bisa diperkirakan dari jenis pernikahan yang akan diselenggarakan.

Hal ini berkaca dari beberapa suku di Indonesia yang memang memiliki adat pernikahan cukup megah, sehingga membutuhkan biaya yang bear.

"Ada yang memang terkenal uang nikahnya mahal banget, nah bisa estimasi dari situ. Kalau pun ternyata keluarganya enggak menganut ikut adat pernikahannya, ya itu lebih enak saya gak menganut kayak gitu, gak ikut adat, ya itu lebih enak jadinya," papar dia.

Selain pertimbangan adat, pernikahan dengan biaya yang besar juga dimungkinkan terjadi jika mengundang banyak tamu. Hal ini biasanya terjadi karena keluarga atau orang tua merupakan tokoh masyarakat yang terpandang.

Maka dari itu, perlu diperkirakan, jenis pernikahan yang akan diselenggarakan seberapa besar dan membutuhkan berapa biayanya. Baru dari sanalah bisa diperhitungkan besaran tabungan yang perlu disiapkan tiap bulannya.

"Misal butuh 100 juta dan akan nikah 3 tahun lagi, berarti per tahun harus nabung sekitar 30-jutaan, dibagi 12 bulan, berarti harus nabung sekitar 2 jutaan per bulannya," ucap Andy.

Hal penting yang juga perlu diperhatikan saat menabung adalah jangan menyimpan dana pernikahan di aset yang berisiko tinggi, harus pada aset berisiko rendah,

Andy menuturkan, kripto, saham, dan reksadana saham adalah aset-aset berisiko tinggi. Sehingga sangat tidak tepat jika pasangan yang ingin menikah menyimpan dananya di aset-aset tersebut.

"Itu instrumen berisiko tinggi karena risiko uang kita hilang," kata dia.

Sebaliknya, dana pernikahan bisa disimpan di tabungan bank biasa, deposito, reksadana pendapatan tetap atau reksadana pasar uang, obligasi maupun logam mulia yang memang memiliki risiko rendah.

"Apalagi buat yang mau nikah tahun depan, itu semakin dekat waktunya maka harus simpan di instrumen yang semakin rendah risikonya," pungkas Andy.

https://money.kompas.com/read/2024/04/02/183854726/cara-mempersiapkan-biaya-nikah-yang-tepat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke