Untuk itu, perlu langkah-langkah untuk mengembalikan lagi kebiasaan atau arus kas keuangan seperti sebelumnya. Jangan sampai pengeluaran Ramadhan justru akan mengganggu arus kas apa lagi membebani keuangan masyarakat di waktu mendatang.
Lantas bagaimana cara mengatur keuangan kembali setelah masa hari raya Lebaran?
Pertama-tama, perencana keuangan sekaligus Head Advisory and Investment Operation PINA Rista Zwestika meminta masyarakat untuk mencatat semua pengeluaran selama Lebaran, termasuk pengeluaran yang kecil.
"Buat anggaran baru yang lebih realistis setelah Lebaran. Prioritaskan kebutuhan pokok dan tagihan penting. Sisihkan anggaran untuk menabung dan dana darurat," kata dia kepada Kompas.com, ditulis Kamis (11/4/2024).
Ia menambahkan, masyarakat harus segera melunasi utang yang mungkin dilakukan ketika Ramadhan. Hal tersebut dapat diawali dengan membuat rencana pembayaran utang yang terstruktur.
Di sisi lain, Rista juga mengingatkan masyarakat untuk menghemat pengeluaran setelah masa Ramadhan dan Lebaran.
Salah satu hal yang bisa dilakukan misalnya dengan memasak sendiri di rumah daripada makan di luar. Hal itu dapat disertai dengan mencari promo dan diskon untuk kebutuhan sehari-hari.
"Batasi kegiatan yang tidak penting," imbuh dia.
Tak hanya itu, masyarakat juga dapat mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Kemudian, masyarakat juga menjual barang-barang yang tidak digunakan di rumah juga dapat jadi salah satu opsi untuk menambah penghasilan.
Rista menekankan, setelah Lebaran masyarakat juga diharapkan tetap menabung. Masyarakat sekurang-kurangnya dapat menyisihkan sekitar 10-20 persen dari penghasilan untuk ditabung.
Tabungan ini penting digunakan untuk menambal dana darurat yang mungkin terpakai selama Ramadhan atau mewujudkan tujuan keuangan jangka panjang.
"Gunakan tabungan untuk dana darurat atau tujuan keuangan jangka panjang," tandas dia.
https://money.kompas.com/read/2024/04/11/210000926/cara-perbaiki-kondisi-keuangan-setelah-lebaran