Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya ekspektasi inflasi. Rumah tangga AS menjadi lebih pesimistis karena harga barang sehari-hari yang lebih tinggi. Ini tentu berdampak buruk bagi kondisi ekonomi.
Data terbaru dari University of Michigan melaporkan sentimen konsumen AS pada April turun menjadi 79,3, atau turun dari level 82,5 pada bulan lalu.
Direktur Survei Konsumen Joanne Hsu menjelaskan, para ekonom hanya memperkirakan indeks tersebut akan turun menjadi 82,2.
“Sedikit peningkatan ekspektasi inflasi di April mencerminkan rasa frustrasi karena perlambatan inflasi mungkin terhenti,” kata dia, dikutip dari Fox Business, Minggu (14/4/2024).
Ia menjelaskan, angka survei mengenai ekspektasi inflasi satu tahun meningkat menjadi 3,1 persen pada April. Angka tersebut tumbuh dari ekspektasi inflasi di Maret yang ada di level 2,9 persen.
Seiring dengan itu, prospek inflasi lima tahun survei ini naik menjadi 3,0 persen dari 2,8 persen pada bulan sebelumnya.
"Sementara itu, ekspektasi inflasi untuk 12 bulan ke depan dan seterusnya meningkat," tandas laporan tersebut.
https://money.kompas.com/read/2024/04/14/210000426/imbas-inflasi-optimisme-rumah-tangga-as-menurun