Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saham-saham di Wall Street Jatuh akibat Konflik Timur Tengah

NEW YORK, KOMPAS. com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Senin (15/4/2024) waktu setempat.

Saham-saham melemah pada hari Senin karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan kekhawatiran atas konflik di Timur Tengah.

Dikutip dari CNBC, Selasa (16/4/2024), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kehilangan 248,13 poin, atau 0,65 persen menjadi ditutup pada level 37.735,11. Kerugian pada hari Senin juga menarik rata-rata saham blue-chip mendekati garis datar sepanjang 2024.

Adapun indeks S&P 500 tergelincir 1,2 persen menjadi berakhir pada level 5,061.82, meskipun diperdagangkan naik sebanyak 0,88 persen di awal sesi.

Indeks Nasdaq Composite jatuh 1,79 persen menjadi 15,885.02. Salesforce dan saham teknologi lainnya turun.

Suku bunga yang lebih tinggi meredam pemantulan pasar yang terlihat pada Senin pagi. Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun naik ke level 4,6 persen di sesi tersebut dan menyentuh titik tertinggi sejak pertengahan November.

Imbal hasil meningkat setelah data menunjukkan penjualan ritel meningkat 0,7 persen di bulan Maret, dan memberikan indikasi terbaru bahwa konsumsi tetap kuat meskipun ada tekanan inflasi. Kecepatan tersebut berada di atas perkiraan konsensus ekonom sebesar 0,3 persen yang disurvei oleh Dow Jones.

Yang juga membebani pergerakan pasar adalah peluncuran drone dan rudal Iran ke Israel pada Sabtu malam, yang menandai serangan langsung pertama terhadap Israel dari wilayah Iran.

Meskipun sebagian besar serangan berhasil dihadang, kekhawatiran akan adanya pembalasan masih tetap ada.

Indeks Volatilitas CBOE, yang merupakan pengukur ketakutan Wall Street, ditutup pada level tertinggi sejak Oktober.

“Ini benar-benar akibat berita yang keluar dari Timur Tengah saat ini,” kata kepala investasi di NorthEnd Private Wealth Alex McGrath.

“Boleh dikatakan, hal ini membuat rasa takut menjadi sia-sia," tambahnya.

Harga minyak berakhir lebih rendah pada hari Senin, setelah naik berminggu-minggu menjelang serangan tersebut.

Meski demikian, harga minyak turun dari posisi terendah pada perdagangan sore, yang merupakan faktor lain yang memberikan tekanan pada pasar.

“Secara historis, guncangan geopolitik menyebabkan volatilitas jangka pendek, bukan penurunan pasar jangka panjang,” kata CEO Bowersock Capital Partners Emily Bowersock Hill.

“Namun, dalam kondisi saat ini, risiko volatilitas dalam jangka panjang lebih tinggi, mengingat guncangan inflasi harga minyak yang mungkin berasal dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah," tambahnya.

Penurunan Indeks Dow Jones juga terseret pelemahan saham Salesforce, yang turun lebih dari 7 persen di tengah laporan bahwa perusahaan perangkat lunak tersebut sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi perusahaan manajemen data Informatica.

Di sisi lain, saham Goldman Sachs melonjak hampir 3 persen setelah mengalahkan ekspektasi Wall Street terkait kinerja pada kuartal I 2024.

Penurunan yang terjadi pada hari Senin menambah kerugian besar yang terjadi pada minggu lalu, karena kekhawatiran inflasi masih ada, dan awal yang buruk pada musim laporan pendapatan perusahaan. Baik Dow dan S&P 500 menunjukkan kinerja mingguan terburuk sejak tahun lalu.


https://money.kompas.com/read/2024/04/16/080000426/saham-saham-di-wall-street-jatuh-akibat-konflik-timur-tengah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke