Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

KOMPAS.com - Perekonomian dunia diproyeksikan masih berada di bawah tren jangka panjang, dengan downside risks berupa tensi geopolitik, fragmentasi geoekonomi, penguatan dollar Amerika Serikat (AS), suku bunga tinggi di negara maju, dan pengetatan fiskal di negara maju.

Meski ketidakpastian global tersebut memberi tekanan terhadap perekonomian domestik, ekonomi Indonesia terbukti tetap mampu tumbuh di atas ekspektasi pasar.

Pada triwulan I-2024, perekonomian Indonesia tumbuh 5,11 persen secara year-on-year (yoy) atau lebih tinggi dari triwulan I-2023 dan triwulan IV-2023 yang masing-masing sebesar 5,04 yoy.

Penilaian berbagai lembaga rating internasional juga memberikan asesmen positif bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga dengan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menjelaskan, Bank Dunia baru saja menaikkan growth forecast Indonesia pada 2024, dari semula 4,9 persen menjadi 5,0 persen.

"Di tengah perekonomian dunia mengalami tekanan inflasi tinggi, inflasi Indonesia juga terus terjaga dalam rentang target sasaran di bawah 3 persen,” ungkap Airlangga melalui siaran pers, Senin (24/6/2024).

Hal tersebut disampaikan Airlangga saat menghadiri Konferensi Pers Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan RAPBN 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta Selatan, Senin.

Ia menjelaskan, sektor riil Indonesia menunjukkan prospek ekonomi yang baik serta diikuti dengan aktivitas industri dan konsumsi Indonesia yang masih terjaga baik.

"Level PMI manufaktur Indonesia tetap terjaga di level ekspansif selama 33 bulan berturut-turut, diikuti dengan indeks keyakinan konsumen yang tetap tinggi dan indeks penjualan riil yang tetap tumbuh," jelasnya.

“Sektor eksternal Indonesia tetap kuat, buffer terhadap tekanan global. Neraca perdagangan Indonesia (Mei 2024) tetap surplus di angka 2,93 miliar dollar AS, dan surplus ini 49 bulan berturut-turut,” ujar Menko Airlangga.

Sektor keuangan yang berperan sebagai intermediasi yang menunjang fundamental ekonomi juga memperlihatkan pertumbuhan kredit perbankan pada 2024 berada di atas 11 persen dan mampu melebihi realisasi 9-10 persen pada 2023.

Kredit investasi dan model kerja juga terus mengalami pertumbuhan. Realisasi investasi pada Januari-Maret 2024 mengalami kenaikan sebesar 22,1 persen yoy dan telah mencapai Rp 401,5 triliun.

Lebih jauh, pemerintah melalui Bank Indonesia juga telah melakukan intervensi untuk menjaga nilai tukar melalui likuiditas valas, cadangan devisa, dan BI Rate. Dibandingkan dengan negara lain, real yield Indonesia relatif menarik disertai dengan risiko moderat.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk orkestrasi pemerintah dalam rangka memberikan kejelasan dari proses transisi, terutama berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Airlangga mengatakan, Gugus Tugas Sinkronisasi menegaskan bahwa pemerintah memiliki kesepahaman soal alokasi anggaran untuk program-program pemerintah selanjutnya pada 2025.

Adapun terkait pertumbuhan ekonomi pada 2025, angkanya diperkirakan tumbuh di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen.

Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan perbaikan daya beli masyarakat dan investasi yang diperkirakan akan meningkat melalui dukungan reformasi struktural.

“Defisit fiskal di RAPBN di angka 2,29 hingga 2,82 persen untuk mendukung APBN yang sehat dan berkelanjutan,” ucap Airlangga.

Pasca pandemi Covid-19, kinerja makro fiskal terus menunjukkan kondisi yang baik. Rasio perpajakan konsisten tumbuh dua digit sejak 2022 dan defisit fiskal terjaga di bawah 3 persen PDB sejak 2022.

Rasio utang tetap terjaga dibawah 40 persen PDB dan diikuti dengan keseibangan primer pada 2023 yang kembali surplus. Surplus terakhir terjadi pada 2011.

Kemudian, peringkat daya saing Indonesia pada 2024 juga mengalami kenaikan signifikan. Indonesia berhasil naik peringkat ke-27 pada 2024 dari sebelumnya peringkat ke-34 pada 2023.

Perbaikan peringkat tersebut didorong kenaikan hampir seluruh komponen pembentuk, yakni government efficiency, business efficiency, dan economic performance.

Meski demikian, pemerintah tetap mengantisipasi berbagai tantangan regional maupun global melalui sejumlah kebijakan strategis.

Dari sejumlah indikator yang ada, Airlangga mengaku optimistis bahwa Indonesia bisa menjaga berbagai rasio, mulai dari pajak, keseimbangan primer, defisit budget, hingga utang.

“Dan tentunya Indonesia dalam proses masuk menjadi anggota OECD berkat leadership dari Bapak Presiden. Ini kita sangat dihormati dalam pergaulan negara-negara di tingkat global,” tuturnya.

Sebagai informasi, pertemuan itu turut dihadiri oleh perwakilan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Budi Satrio Djiwandono, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, dan Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso.

Hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian Elen Setiadi serta Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.

https://money.kompas.com/read/2024/06/24/164658926/perekonomian-indonesia-disebut-terjaga-dengan-baik-dan-bisa-hadapi-risiko

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke