Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyik.. Pemerintah "Bayarin" PPh Karyawan Industri Bahan Baku

Kompas.com - 14/01/2009, 13:32 WIB

JAKARTA, RABU - Pemerintah akan mengganti stimulus Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) kepada sejumlah sektor usaha dengan keringanan Pajak Penghasilan (PPh) karyawan atau yang lebih dikenal dengan PPh 25. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi tingginya tingkat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena krisis.

"Nanti kita bantu supaya PPh karyawannya kita bayarin. Sehingga diatidak harus membayar PPh 21 untuk karyawan. Mungkin PPh 21 itu untuk perusahaan yang mengalami kesulitan kemudian akan PHK," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu, Anggito Abimanyu, di Bank BTN, Jakarta, Rabu (14/1).

Anggito menuturkan PPh karyawan akan diberikan pada sektor usaha bahan baku seperti industri baja dimana sektor ini tidak mendapat PPN DTP. Sebagai gantinya, pemerintah akan memberikan stimulus dalam bentuk lain, yaitu keringanan pada PPh karyawan.

"Sektor usaha yang ada dalam 17 sektor usaha yangmendapatkan PPN DTP tidak hilang, akan diganti dengan PPh karyawan ditanggung pemerintah, untuk mencegah PHK,"ujarnya.

Sedangkan untuk PPN DTP akan diberikan untuk produk akhir atau barang jadi, seperti minyak goreng, migas panas bumi dan Bahan Baku Nabati.

Sementara itu ekonom dari FEUI Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan pemberian stimulus PPN DTP dinilai sulit dalam pelaksanaannya.Pasalnya, akan menimbulkan kesenjangan di antara industri yang tidak menerima PN DTP. "Nanti semua industri akan minta. Kan tidak semua industri bisa dapat," kata Bambang.

Menurutnya, stimulus yang paling baik adalah dengan memberikan langsung kepada masyarakat, seperti program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun, Bambang juga menilai BLT kurang tepat karena diberikan dalam bentuk uang tunai. Hal ini tidak akan meningkatkan daya beli masyarakat.

"Kalau BLT bisa ditabung dan tidak dibelanjakan oleh masyarakat. Jadi tidak akan menjaga daya beli. Prioritas pemerintah kan mencegah pengangguran dan stimulus utamanya menjaga daya beli untuk itu tidak perlu rumit-rumit," tuturnya.

Bambang menuturkan pemerintah dapat memberi semacam voucher belanuja untuk mengganti pemberia uang tunai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

Whats New
Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Whats New
LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Whats New
Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Whats New
KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

Whats New
Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Whats New
Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Whats New
Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Whats New
Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Whats New
Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com