Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunikan Produk Akan Menangi Persaingan di Tengah Krisis

Kompas.com - 21/01/2009, 21:56 WIB

JAKARTA,RABU- Diferensiasi merk juga kemasan pada produk sejenis dapat mengangkat penjualan meskipun krisis mendera. Sebab, pada momen seperti sekarang produk yang mempunyai kelebihan khusus ini bisa meningkatkan nilai di mata konsumen.

"Indonesia memiliki banyak hal untuk dijadikan brand yang kuat. Sayangnya justru lemah dalam membangun pondasinya. Sekarang saatnya, jika tidak maka akan terlambat dan mati," kata Country Director Brand Union Jakarta Daniel Surya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (21/1).

Daniel mengungkapkan, tiga hal yang harus diperhatikan agar setiap produk dapat selalu mengikat pada konsumennya. Pertama ide harus muncul dari pemilik produk. Pemilik menjadi bagian penting dalam menyebarkan produk kepada orang-orang disekitarnya termasuk karyawannya.

"Selanjutnya produk yang menyebar lewat karyawan dan masyarakat harus mampu bersentuhan langsung sehingga muncul rasa memiliki dari pihak produsen dan konsumen," tambah Daniel.

Sesuai kebutuhan konsumen, lanjut Daniel, merupakan hal terakhir yang harus dipenuhi pemilik produk. Yang terpenting, bukan saja pemenuhan oleh produsen tapi keunikan yang menjadi pembeda dari produk sejenis.

Dia memperkirakan pengembangan brand tahun ini akan lebih kompetitif dan cepat berubah. Apalagi terpuruknya industri global, tentu menggerakkan industri untuk memenangi persaingan di pasar lokal. "Sebagai contoh perusahaan sepatu yang terkenal di dunia, menciptakan sepatu motif batik untuk menarik pasar di Indonesia," tambah Daniel.

Berdasarkan penelitian, keberhasilan brand sebanyak 70 persen dihasilkan dari pengalaman konsumen dengan sikap orang di sekitar brand. Sedangkan 40 persen keberhasilan sebuah brand didapat melalui layanan karyawannya. Perlu diingat adalah 68 persen konsumen meninggalkan sebuah produk karena layanan yang buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com