”Kami langsung nyambung pembangunan pier lain meski bertahap,” kata Sekretaris Perusahaan PT AP II Sudaryanto, Rabu malam.
Dia mengatakan, sumber pembiayaan masih dibahas, apakah dari dana internal AP II atau dari lembaga perbankan dan lembaga pembiayaannya lain.
Soal keterlambatan selesainya pembangunan Dermaga 1 Terminal 3, menurut Sudaryanto, itu karena urusan teknis, bukan finansial. ”Tak mudah bangun terminal. Tak seperti bangun mal. Ada banyak pertimbangan. Kami harus koordinasi dengan Departemen Perhubungan,” ujar dia.
Daya tampung
Dibangun seluas 30.000 meter persegi, Dermaga 1 Terminal 3 dirancang untuk dapat menampung 4 juta penumpang setiap tahun.
Namun, tambahan kapasitas 4 juta penumpang per tahun belum mampu mencairkan kepadatan di Soekarno-Hatta. Sebab, Terminal 1 dan Terminal 2 didesain hanya untuk menampung 18 juta penumpang per tahun, padahal Soekarno-Hatta per tahun dipadati 34 juta penumpang.
Selisih kapasitas baru mampu ditutupi ketika semua dermaga Terminal 3 terbangun. Total daya tampung bila semua dermaga telah dibangun mencapai 20 juta penumpang per tahun.
Oleh karena itu, PT AP II belum bisa berpuas diri. BUMN pengelola bandara ini harus secepatnya membangun empat dermaga lain. PT AP II harus segera mencari sumber dana dan kontraktor agar pembangunan dapat secepatnya dimulai.
Hal itu perlu mendapat perhatian karena di kawasan Asia Tenggara, Soekarno-Hatta jauh tertinggal dibandingkan misalnya
dengan Bandara Svarnabhumi di Bangkok, Thailand, yang tiap tahun mampu menampung 45 juta penumpang dan 3 juta ton kargo. Kuala Lumpur International Airport (KLIA) menampung 35 juta penumpang per tahun.